Yogyakarta
– Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan agar
Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM), harus lebih
bisa mengambil peran alternatif, terutama yang tidak dilakukan oleh
Muhammadiyah secara struktural. Hal tersebut disampaikan Haedar Nashir saat
menerima silaturahmi rombongan Koordinator Nasional (Kornas) Fokal IMM di Ruang
Hall Gedung Siti Bariyah Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Rabu, 12 Juli
2023.
Menurut
Haedar, hal tersebut penting dilakukan agar organisasi Fokal IMM bisa berjalan
secara maksimal. Haedar meyakini bahwa peran alternatif tersebut akan membangun
sinergitas persyarikatan.
“Fokal
sebagai sebuah organisasi non-struktural atau paguyuban harus mampu
memobilisasi peran para alumni atau anggotanya untuk berdiaspora sesama kader
persyarikatan dalam kiprahnya masing-masing”, tutur Haedar Nashir.
Baca Juga : MENELADANI LEADERSHIP NABI IBRAHIM
Sekretaris
Jenderal Kornas Fokal IMM, Yusuf Warsim, menjelaskan bahwa kegiatan silaturahmi
dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut dilakukan untuk
menyampaikan beberapa pointers hasil Musyawah Nasional ke-V Fokal IMM di
Samarinda, Kalimantan Timur, tanggal 23-25 Juni 2023 lalu dan meminta masukkan
untuk penyusunan langkah-langkah strategis Fokal IMM kedepan.
Dalam
silaturahmi tersebut, hadir Ketua Umum Kordinator Nasional (Kornas) Fokal IMM, Ma’mun
Murod Al-Barbasy, Sekretaris Jenderal, Yusuf Warsim, Bendahara, Fikri Yasin,
Wakil Ketua Umum, Wahidin Hasan, Suli Da’im, Soleh Tjan dan Enjang Tedy.
Selain
bersilaturahmi dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Kornas Fokal IMM juga
bersilaturahmi dengan Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dr. Siti Noorjannah
Johantini serta Rektor Unisa Yogyakarta. Sebelumnya, Kornas Fokal IMM juga
telah melakukan silaturahmi dengan senior-senior Fokal IMM, seperti Elyda
Jazman Al-Kindi, Immawan Wahyudi dan Agus Syamsuddin.
Sementara
itu, Fokal IMM Kabupaten Pekalongan, Miftahuddin, menyampaikan pentingnya
eksistensi Fokal IMM dalam kancah politik kebangsaan sangat perlu ditingkatkan
agar dapat mengimbangi ikatan alumni gerakan kemahasiswaan yang lain. Menurut
Miftah, dalam pengambilan posisi strategis pejabat public, background asal
gerakan kemahasiswaan sangat diperhitungkan. Miftah meyakini alumni-alumni dari
IMM masih kurang diperhitungkan dalam kancah perpolitikan, khususnya di
Kabupaten Pekalongan sendiri, masih kalah jika dibandingkan dengan alumni
gerakan kemahasiswaan yang lainnya. (WH/NN)
BERITA TERKAIT
