PEKALONGAN –
Mubaligh Muhammadiyah, anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
Jawa Tengah, Ustadz Dr. H. Ibnu Sholeh, MA, M. PI, menyarankan agar memilih
pemimpin yang ibadahnya bagus. Hal tersebut disampaikan saat menjadi pembicara
pengajian pitulasan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pekalongan,
Selasa, 17 Oktober 2023, malam, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten
Pekalongan, jalan pahlawan, Gejlik, Kajen, Pekalongan.
Dihadapan
puluhan jamaah pengajian pitulasan yang memenuhi Gedung Dakwah Muhammadiyah,
Ibnu Sholeh menyampaikan dalam memilih pemimpin harus dilihat dari cara
sholatnya dan bacaan qur’annya. “Coba capres-cawapres dilihat dari bacaan Qur’annya.
Ya ndak usah bacaan Qur’annya wes, ngimami, tapi jangan sholat dhuhur, tapi kadang-kadang
ada sholat dhuhur malah bacaannya keras supaya kedengaran. Bagaimana keakraban
dia dengan Qur’an, bisa dilihat dari situ. Insya Allah jika sudah biasa
bersahabat dengan Qur’an Insya Allah tidak belepotan bacaannya. Apalagi dari
kecil. Ya nyamanlah didengarkan” ungkap Ibnu Sholeh.
Ibnu Sholeh
juga menampik jika ada pernyataan bukan memilih pemimpin agama kok dilihat dari
cara sholat dan bacan qur’annya. Menurutnya, kriteria itu hanya salah satu
saja, kriteria sifat-sifat dasar yang perlu dijadikan pertimbangan dengan
matang, keilmuan, sabar, jadi memilih pemimpin bukan dari tampangnya.
Baca Juga : Musyda Pemuda Muhammadiyah : Menggembirakan
Selain memilih
pemimpin berdasarkan ibadahnya, Ibnu Sholeh juga memaparkan memilih pemimpin
jangan yang ambisius meminta jabatan. Ibnu Sholeh mengisahkan ketika sahabat
Nabi Muhammad Shalallahu’Alaihi Wasallam, Abu Dzarr, meminta jabatan dalam
hadist riwayat Muslim nomor 1725, Nabi bersabda: Wahai Rasulullah, tidakkah
engkau mempekerjakan aku? Lalu dia menepuk tangannya ke pundakku, lalu
bersabda: wahai Abu Dzar, kamu ini lemah, sedangkan tugasmu itu adalah amanah,
dan pada hari kiamat hal itu akan menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi
orang yang mengambilnya sesuai haknya dan menjalankannya dengan baik. Sikap
yang sama juga ditunjukkan Nabi ketika seseorang meminta jabatan kepada beliau yang
dikisahkan dalam hadist riwayat Bukhari Muslim, dimana orang itu berkata: Ya Rasulullah,
berilah kepada kami jabatan pada salah satu bagian yang diberikan Allah
kepadamu. Maka jawab Rasulullah SAW: Demi Allah Kami tidak mengangkat seseorang
pada suatu jabatan kepada orang yang menginginkan atau ambisi pada jabatan itu.
(Fakhrudin)
BERITA TERKAIT
