Pekalonganmu.com - Dalam Milad SMA Muhammadiyah 1
Pekajangan Pekalongan (Smuhi) yang ke-66 bertema “Smuhi Care ‘Bersemi di Masa Pandemi’”. Seabrek kegiatan diadakan untuk
memeriahkan milad serta menebar manfaat dalam kemajuan pendidikan. Di antaranya
dialog dalam “Ngobras” dan “Ngopi”
bareng Smuhi di Lab. Seni Budaya dan Film SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan
Pekalongan .
Agenda dialog pertama
dengan “Ngobras/Ngobral Santai Bareng
‘Pak Guru Dumadi’ “. Bertema “Berbagi
Pengalaman Menulis dan Menjadi Guru“.
Dengan memperlihatkan buku-buku yang pernah diterbitkan, prestasi dengan
siswa yang pernah diraih, termasuk pengalaman suka duka menjadi guru dalam dunia
pendidikan.
Baca Juga : Semarak Milad Ke 66, Smuhi Care Bersemi di Masa Pandemi
Beliau menuturkan
bahwa sesungguhnya tidak ada alasan bagi guru
untuk tidak bisa menulis. Apakah alasan keterbatasan ilmu, waktu, media, uang
atau lainnya yang dianggap menjadi penghambat. Ada beberapa alasan mengapa guru
harus memiliki kemampuan menulis. Dunia guru adalah dunia literasi seperti
membaca, menulis dan mengajar. Guru yang mampu menulis dengan baik, maka ia
adalah pembaca dan pendengar yang baik. Guru penulis memiliki keilmuan yang
terbarukan (renewable) sehingga tampil sebagai guru profesional sejati. Kemudian adanya tuntutan pengembangan diri guru dalam
kemampuan menulis.
“Selain mempunyai kompetensi berbahasa seperti
menulis. Menjadi guru itu unik dan membutuhkan kesabaran. Guru yang mencintai
profesinya akan berbuat apa saja demi
kemajuan belajar siswanya. Menjadi guru adalah panggilan jiwa yang
semata-mata mukan mencari hasil kerja. Kalau hanya sekedar mengajar, tentu
semua orang bisa tetapi menjadikan diri menjadi seorang model tentu membutuhkan
pengorbanan” ulasnya lebih lanjut.
Setelah sholat
berjamaah bersama, agenda kedua “Ngopi/Ngolah
Pikir Bersama Er Supeno”. Dalam bingkai pemberian motivasi pendidikan oleh
Er Supeno seorang konsultan pendidikan ternama bertajuk “Guru Pembelajar Guru pembawa manfaat”.
Beliau menerangkan
bahwa sekolah harus membawa dampak siswa senang belajar. Mendobrak
batasan-batasan baru di luar zona nyaman. Sekolah yang dinamis adalah sekolah
yang di dalamnya ada perubahan gaya belajar yang terus berkembang menyesuaikan
zamannya. Hal itu bisa ditempuh dengan guru giat belajar yang akan membawa
manfaat yang luar biasa bagi peserta didiknya bukan yang biasa-biasa saja.
“Kita sebagai guru
ada di posisi mana dan hendak di mana? Seringkali kita merasa telah cakap
bekerja, bekerja secara maksimal atau dibilang matian-matian, namun pada
kenyataannya tidak produktif di pekerjaan sebab memang tidak cukup memiliki
kecakapan. Atau merasa bahwa kita telah memiliki kecakapan kerja sesuai
standar, yang ternyata masih bisa kita dorong menembus batas-batas baru sampai
menjadi sebuah keahlian dalam bidang apa pun”.
“Ada beberapa tingkat
kecakapan seperti kecakapan di bawah standar, kecakapan terbatas, kecakapan
standar, kecakapan lanjutan, dan kecakapan ahli. Untuk itu harus ada kecakapan
yang harus menjadi target guru untuk mencapai posisinya. Namun yang tertinggi
adalah kecakapan ahli. Di mana guru memiliki kecakapan untuk mengembangkan inovasi
dan inisiatif terobosan. Hingga proses pekerjaan dapat selalu diselesaikan
dengan tuntas, tepat waktu dan dengan mutu hasil pekerjaan yang prima. Proses
pendidikan dapat berjalan dengan lebih optimal dan menghasilkan kinerja yang
tinggi. Karena menjadi ahli itu butuh belajar, kecuali cukup menjadi
biasa-biasa saja. Push the new limits
dan miliki berbagai otot ketahanan!”, cetusnya di penghujung tanya jawab.
Dialog
penuh edukasi tersebut diikuti secara antusias oleh peserta hingga berakhir
menjelang azan Ashar. Ngobras dan Ngopi inspiratif hari itu telah selesai. Namun aplikasinya belum
berakhir. Berharap akan ada perubahan iklim pembelajaran yang lebih baik demi
kemajuan dan keunggulan pendidikan di Smuhi.
(MA)
BERITA TERKAIT
