SITI KHUZAIYAH*
Remaja merupakan bagian
penting dalam masyarakat. Pada tahun 2010, jumlah remaja mencapai 43,5juta jiwa
(18%). Jumlah ini semakin meningkat, hingga pada sensus penduduk 2021
menunjukkan bahwa jumlah remaja mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan
27,94 persen dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia.
Remaja memiliki peran
penting dalam membangun masa depan bangsa. Remaja yang dikenal sebagai agen of
change ini hendaknya mendapat dukungan dari berbagai sisi termausk dukungan
dari sisi kesehatan. Namun demikian, beberapa masalah sering dihadapi remaja diantaranya
berpacaran, sek pranikah, nikah muda, dan kehamilan remaja.
Baca Juga : Muktamar ke-48 Diselenggarakan 18-20 November 2022, Tanggal 19 November Pembukaannya
Secara
fisik, remaja juga seirngkali mengalami masalah fiisk seperti anemia, kurang
gizi, keputihan , sakit saat menstruasi, dan lain sebagainya. Prevalensi anemia di Indonesia, khususnya di
daerah yang jauh dari perkotaan mencapai 53,9%. Lebih lanjut, remaja juga dapat
mengalami keluhan terkait kesehatan reproduksi dan gizi, diantaranya dismenore
serta overweight, dimana prevalensi overweight remaja di Indonesia mencapai
8,6%. Masalah-masalah
remaja ini jika tidak diatasi akan berdampak buruk terhadap kesejahteraan
remaja baik saat ini maupun ke depannya.
Masalah lain yang
dihadapi remaja saat ini adalah masalah adaptasi dengan kehidupan sosial yang
berkembang begitu pesatnya. Selain itu, pergaulan bebas juga menjadi tantangan
dan ujian bagi seorang remaja.
Untuk mencegah remaja
terjerumus pada segala hal negative, diperlukan adanya kegiatan positif bagi
remaja. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan layanan
posyandu remaja komprehensif.
Apa maksud dari
pelayanan posyandu remaja komprehensif? Di dalam Kamus Besar ahasa Indonesia
online (KBBI), komprehensif artinya luas dan lengkap. Lalu seperti apa
pelayanan posyandu yang lengkap dan luas?
Posyandu bersifat luas
luas maksudnya posyandu tersebut tidak hanya memberikan pemeriksaan fisik saja,
tetapi juga memberikan pemeriksaan skrining psikologi sekaligus konseling
psikologi. Lebih bagus lagi jika posyandu remaja dilengkapi enegan konseling
Islami dan edukasi terkait life skill (cara membuat kerajinan, bisnis, IT,
dll). Kegiatan posyandu ini tidak hanya dijalankan seorang diri oleh puskesmas,
tetapi puskesmas dapat bermitra dengan segala sumber daya yang ada di
lingkungan sekitar seperti: organisasi pemerintah lainnya, organisasi non
pemerintah, ustadz setempat, Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK)
setempat, karang taruna, nasyiatul aisyiyah, IPPNU, dll. Posyandu juga dapat
memberikan layanan edukasi life skill dengan menghadirkan tokoh setempat yang
bergerak di ekonomi kreatif ataupun pengusaha muda.
Posyandu seperti ini dapat
dilakukan sebulan sekali dengan tema edukasi yang berbeda-beda setiap bulannya.
Melalui kegiatan posyandu comprehensif seperti ini, diharapkan remaja tidak
hanya akna sehat secara fisik, tetapi juga sehat secara mental, spiritual, dan
life skillnya juga turut berkembang
sebagai bekal menghadapi kehidupan di masa mendatang. Ya, mereka layak disebut
sebagai remaja cakap calon pemimpin masa depan.
Sekali lagi, posyandu
remaja comprehensif ini tidak akan berjalan manakala masing-masing berjalan
sendiri tanpa kolaborasi. Maka, mari kolaborasi dan wujdkan kesehatan remaja
paripurna dengan menciptakan layanan posyandu remaja komprehensif!.
*Penulis adalah bidan, dosen kebidanan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, penggerak posyandu remaja PASHMINA dan peneiliti di bidang kesehatan. Penulis yang memiliki 3 anak ini juga merupakan Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kab Pekalongan Jawa Tengah. Penulis aktif melakukan penelitian terhadap remaja. Penulis dapat dihubungi melalui email bidankhuzaiyah@gmail.com, atau melalui instagram @bidan_sitikhuzaiyah_yayah , facebook: Khuzaiyah Nasima
Referensi:
Asma’ulludin, AK.(2016). Prevalences of dysmenorrhea based on
person and time characteristic and the impact to female adolescent at senior
high school in west Jakarta. Undergraduated thesis. Jakarta: Islamic State
University of Syarif Hidayatullah
Idris, Muhammad. 2021. Generasi Z dan
Milenial Dominasi Jumlah Penduduk Indonesia. https://money.kompas.com/read/2021/01/22/145001126/generasi-z-dan-milenial-dominasi-jumlah-penduduk-indonesia?page=all
Kementerian Kesehatan RI. 2015.Pusat Data dan Informasi. https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-reproduksi-remaja.pdf
Mazidi, M., Banach, M., Kengne, AP.(2018). Prevalence of
childhood and adolescent overweight and obesity in Asian countries: a
systematic review and meta-analysis. Journal AMS. DOI: https://doi.org/10.5114/aoms.2018.79001
Mulasari, SA. 2014. Peran Perguruan
Tinggi Dalam Pemberdayaan Perempuan di Ranah Publik. http://www.diktilitbangmuhammadiyah.org/id/peran-perguruan-tinggi-dalam-pemberdayaan-perempuan-di-ranah-publik/
Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, C. B. (2017) Buku panduan
pelayanan remaja sehat milik nasyiatul aisyiyah dan modul pelatihan.
Yogyakarta: Central Board of Nasyiatul Aisyiyah.
Widjaya, IR., Widjaya, FF., Santoso,
LA., Wonnggokusuma, E., Oktaviati. (2014). Anemia among children and
adolescents in a rural area. Pediatrica Indonesiana. Vol.54 No.2 (88-93).
BERITA TERKAIT
