Artikel

Tamu Yang Selalu Berkunjung

Ada sebuah hadits Rasulullah saw.
yang disampaikan oleh Abdullah bin Abbas bahwa Beliau bersabda:

“Malaikat maut itu
memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika
Izrail datang merenungi wajah seseorang, didapati orang itu sedang
bergelak-ketawa. Maka berkata Izrail: Alangkah herannya aku melihat orang ini,
padahal aku diutus oleh Allah untuk mencabut nyawanya kapan saja, tetapi dia
masih terlihat bodoh dan bergelak ketawa.”

 

Seorang sahabat pernah bertanya:
“Wahai Rasululloh, Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?”
Rasulullah menjawab: “Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang
paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling
cerdas.” {HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy)

 

Sungguh sangat mengherankan, jika
banyak sekali manusia yang masih mampu bersenang-senang dan bergelak-tawa,
seolah-olah dia tidak ada masalah yang perlu difikirkan dan direnungkan dalam
hidupnya. Walaupun dia adalah seorang yang sedikit amal kebajikan serta tidak
memiliki secuil bekal amalan untuk akhiratnya, dan sebaliknya malah banyak
melakukan dosa.

 

Banyak manusia yang tidak sadar
bahwa dirinya senantiasa diperhatikan oleh malaikat maut, kecuali orang-orang
sholeh yang sentiasa mengingati mati. Golongan ini tidak lalai dan senantiasa
sadar terhadap kehadiran malaikat maut, karena itu mereka senantiasa meneliti
hadits-hadits Nabi s.a.w yang menjelaskan mengenai perkara-perkara ghaib,
terutama mengenai hal ihwal mati dan hubungannya dengan malaikat maut.

 

Sesungguhnya malaikat maut
menjalankan perintah Allah SWT dengan tepat dan sempurna, dia tidak diutus
hanya untuk mencabut roh orang sakit saja, ataupun roh orang yang mendapat
kecelakaan dan malapetaka. Jika Allah SWT menetapkan kematian seseorang ketika
tertimpa kemalangan, atau ketika diserang sakit keras, maka Izrail mencabut roh
orang itu ketika kejadian tersebut. Namun ajal tidak mengenal orang yang sehat,
ataupun orang-orang kaya yang sedang hidup mewah dibuai kesenangan. Malaikat
maut datang tepat pada waktunya tanpa mengira orang itu sedang ketawa riang
atau mengerang kesakitan. Bila ajal mereka sudah tiba, maka kematiannya tidak
akan tertangguh walau hanya sesaat.

 

Namun demikian, ada kalanya Allah
SWT jadikan berbagai sebab bagi satu kematian, yang demikian itu ada hikmahnya.
Misalnya sakit keras yang ditanggung berbulan-bulan oleh seseorang, ia akan
menjadi rahmat bagi orang yang beriman dan sabar, kerana Allah Taala memberi
peluang dan menyadarkan manusia agar dia mengingati mati, untuk itu dia akan
menggunakan masa atau usia yang ada untuk berbuat sesuatu, memperbaiki diri dan
bertaubat dari dosa dan kekhilafan serta memperbaiki amalan, serta menambah
bekal amalan untuk akhirat, jangan sampai menjadi orang merugi di akhirat
kelak. Begitu juga orang yang mati mendandak disebabkan kemalangan, ia akan
menjadi pengajaran dan memberi peringatan kepada orang-orang yang masih hidup
supaya mereka senantiasa berwaspada dan tidak lalai dari berusaha memperbaiki
diri, menambah amal kebajikan dan meninggalkan segala kejahatan. Karena
sekiranya ajal datang secara tiba-tiba pasti akan membawa penyesalan yang tidak
berguna.

 

Di kalangan orang sholihin
menganggap bahwa sakit yang ditimpakan kepada dirinya adalah sebagai tanda
bahwa Allah SWT masih menyayanginya. Karena betapa malangnya bagi pandangan
meraka, jika Allah SWT mengambil roh dengan tiba-tiba, tanpa peringatan
terlebih dahulu. Seolah-olah Allah SWT sedang murka terhadap dirinya, sebab
itulah Allah SWT memberi peringatan terlebih dahulu kepadanya.

 

Disebutkan bahwa Allah SWT berjanji
akan menjadikan berbagai macam sebab kepada kematian yang akan dilalui oleh
seseorang sehingga dia itu akan memikirkan dan mengaitkan kematian itu dengan
sebab-sebab yang dialami oleh mereka. Apabila terjadinya kematian, mereka akan
berkata bahwa si fulan itu mati karena mengidap sakit, ataupun karena mendapat
kemalangan, mereka akan lupa mengaitkan malaikat maut dengan kematian yang
terjadi itu. Ketika itu, Izrail tidak perlu bersedih kerana manusia tidak mengaitkan
kematian tersebut dengan kehadiran malaikat maut, yang memang diutus oleh Allah
SWT pada saat malapetaka atau sakit keras seseorang itu bertepatan dengan ajal
mereka yang memangnya telah tiba.

 

Namun pada hakikatnya bahwa ajal itu
adalah ketetapan Allah, yang telah termaktub, semuanya telah nyata di dalam
takdir Allah, bahwa kematian pasti tiba pada saat yang ditetapkan. Izrail
hanyalah tentara-tentara Allah yang menjalankan tugas seperti yang diamanahkan
kepadanya. Walau bagaimana pun adalah menjadi hak Allah Taala untuk menentukan
kematian, sebagai mana yang dinyatakan pada awal tulisan ini bahwa ada kalanya
malaikat maut hendak mencabut roh seseorang, tetapi manusia yang dikunjungi
malaikat maut sedang dalam keadaan bergelak-tawa, hingga malaikat maut merasa
heran terhadap manusia itu.

 

Ini
membuktikan bahwa kematian itu tidak pernah mengenal kondisi seseorang yang
sedang sakit atau pun ketika sehat dan segar-bugar. Firman Allah Taala yang
bermaksud : “Tiap-tiap umat mempunyai ajal, maka apabila telah datang
ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat
(pula) mempercepatnya.” (Surat Al-A’raf ayat 34).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button