Artikel

Spirit Tahajud #205 : Mengingat Kehidupan di Akherat

Sejatinya
kita sebagai manusia harus menyadari bahwa perjalanan hidup kita di dunia ini
akan bertemu “titik akhir” berupa kematian. Pada saat kematian itu tiba, maka
sirnalah segala kenikmatan hidup. Dan dimulailah awal perjalanan kita menuju
akhirat. Sungguh sangat mengherankan jika ada manusia lebih memilih dunia
daripada akhiratnya. Padahal  kehidupan
akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Betapa banyak manusia sibuk mengejar
dunia dan melupakan akhirat. Mereka bersemangat untuk mendapatkan dunia, meskipun
harus dengan meninggalkan kewajiban yang disyariatkan Allah Ta’ala. Mereka
kemudian terbenam dalam kubangan syahwat dan maksiat. Mereka lupa untuk
bersyukur kepada Dzat yang telah memberi segala kenikmatan.

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُالْآَخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا
تَعْقِلُونَ

“Dan
tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan
sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka
tidakkah kamu memahaminya ?(QS. al-An’am : 32)

Agama Islam
telah memberikan tuntunan bahwa kehidupan di dunia ini laksana bercocok tanam
di mana hasilnya akan dinikmati di akhirat. Siapa yang menanam kebaikan ia akan
memperoleh kebaikan dan siapa yang menanam keburukan, maka diapun akan
mendapatkan hasil dari keburukan yang ia tanam. Betapa banyak orang yang
berlomba-lomba untuk dapat hidup
sukses di dunia, tetapi sangat
sedikit yang bersusah payah untuk
dapat hidup
sukses di akhirat. Jika untuk kehidupan dunia, manusia
umumnya tak
kenal lelah, tetapi untuk kehidupan akhirat begitu berat
kaki
melangkah untuk ibadah.
Dalam kitab Nasho’ihul Ibad
disebutkan peringatan Rasullah saw kepada umatnya, yang berbunyi

Baca Juga  Mengapa Kok dimasukkan Neraka ?

سَيَأْتِى عَلَى اُمَّتِى زَمَانٌ
يُحِبُّوْنَ الْخَمْسَ وَ يَنْسَوْنَ الْخَمْسَ يُحِبُّوْنَ الدُّنْيَا وَ
يَنْسَوْنَ اْلآَخِرَةَ , يُحِبُّوْنَ الَحَيَاةَ وَ يَنْسَوْنَ الْمَوْتَ ,
يُحِبُّوْنَ الْقُصُوْرَ وَ يَنْسَوْنَ الْقُبُوْرَ , يُحِبُّوْنَ الْماَلَ وَ
يَنْسَوْنَ الْحِسَابَ , يُحِبُّوْنَ الْخَلْقَ وَ يَنْسَوْنَ الْخَالِقَ

“Akan datang pada
umatku suatu masa di mana mereka mencintai lima
perkara dan
melupakan lima perkara pula. Mereka mencintai dunia dan
melupakan
akhirat. Mereka mencintai kehidupan dan melupakan
kematian.
Mereka mencintai gedung-gedung mewah dan melupakan kuburan. 
Mereka
mencintai harta benda dan melupakan hisab (perhitungan amal
di
akhirat). Mereka mencintai makhluk dan melupakan penciptanya
‎‎(Khaliq)
”.

Sungguh
tepat prediksi Rasulullah SAW tersebut. Di zaman
modern
sekarang ini sangat mudah kita jumpai manusia-manusia
seperti
yang digambarkan Rasulullah SAW tersebut. Bahkan mungkin,
sosok yang
digambarkan Rasulullah SAW itu adalah diri kita sendiri.
Ya,
disadari atau tidak, sebagian besar dari kita sangat
mencintai
dunia dan sering melupakan akhirat. Kita lebih mencintai
kehidupan
dan melupakan kematian. Kita berbangga diri dengan
kemewahan
rumah yang kita miliki, sementara kita lupa bahwa kelak
kita akan
mati dan berada di dalam kubur, rumah masa depan kita.

Baca Juga  Menghadirkan Sikap Muraqabah

Kita tumpuk
pundi-pundi kekayaan sebanyak-banyaknya, tetapi
kita lupa
bahwa kelak di akhirat akan ada yaum al-hisab (hari
perhitungan),
dimana seluruh harta yang kita miliki akan dimintai
pertanggung-jawabannya
di hadapan Allah. Kita akan ditanya darimana
semua harta
yang kita miliki berasal, dan untuk apa harta tersebut
dibelanjakan
?

 

Sesungguhnya,
barang siapa yang  mendahulukan
akhiratnya, maka ia akan mendapatkan kenikmatan akhirat dan kenikmatan dunia
sekaligus. Hal ini mudah bagi yang diberi kemudahan oleh Allah swt. Dan semoga
kita termasuk orang-orang yang diberi kemudahan oleh Allah swt. untuk  beramal shalih. Karena sesungguhnya, orang
yang meninggalkan sesuatu karena Allah swt, maka Allah swt. akan menggantinya
dengan yang lebih baik dari yang ia tinggalkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman :

 مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ
أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barang siapa
yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [an Nahl/16:97].

Al Imam
At-Thabari ra di dalam kitab tafsirnya ketika menjelaskan makna Hayatan
Thayyibatan (kehidupan yang baik) beliau mengutip pendapat para ahli tafsir,
memiliki banyak arti,

Baca Juga  Mengamalkan Sikap Hidup Wara’

a. Allah hidupkan mereka yang beriman
dan beramal saleh di dunia dengan limpahan rizki yang halal lagi baik

b. Allah karuniakan mereka yang
beriman dan beramal saleh sifat qanaah terhadap pemberian Allah swt

c. Hidup dalam keadaan beriman kepada
Allah, dan beramal saleh serta patuh terhadap setiap perintah-Nya

d. Kehidupan yang bahagia lahir batin
di dunia dan akherat

e. Kehidupan yang penuh kenikmatan di
surga

 

Jadi bagi
kita sebagai seorang mukmin harus menampilkan diri menjadi pribadi yang thayyib
sebagaimana pohon yang akarnya kuat dan rantingnya menjulang tinggi ke langit,
maka ia akan senantiasa memberikan manfaat berupa buah dan keteduhan sepanjang
masa, maka demikianlah watak seorang mukmin sehingga kebaikan yang ia produksi
akan muncul setiap saat untuk dirinya, keluarganya dan masyarakatnya. Bukan
sekedar kebaikan yang bersifat musiman. dan Ini adalah petunjuk Al-Qur’an.

Maka dari
itu, mari kita lihat realitas kehidupan manusia sekarang ini, kita lihat ada
sebagian kaum muslimin rajin shalat berjamaah, sedekah, puasa, qiyamul lail
hanya dilakukan pada bulan Ramadhan, namun setelah itu ia meninggalkan semua
ibadah tersebut pada bulan-bulan lain. Untuk itu  kebaikan yang kita lakukan di dunia ini harus
rutin, ajeg dan setiap saat ada kesempatan, bukan hanya musiman saja.

penulis : K.H. Drs. Amat Sulaiman, Wakil ketua PDM Kabupaten Pekalongan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button