KhutbahKhutbah Jum'at

IMPLIKASI TEKNOLOGI TERHADAP STRUKTUR SOSIAL, BUDAYA, DAN KEAGAMAAN DALAM KEHIDUPAN MODERN

Khutbah Jum’at Edisi, 17 Januari 20205

Khutbah Jum’at Edisi, 17 Januari 20205
IMPLIKASI TEKNOLOGI TERHADAP STRUKTUR
SOSIAL, BUDAYA, DAN KEAGAMAAN DALAM KEHIDUPAN MODERN
Oleh : Dr. Kyai Sumano, M.Pd.I
(Mudir IMBS Pekajangan-Ketua MTT PDM Kab Pekalongan)

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الِْسْْلَمََ طَرِيْقًا سَوِ ايًّ، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًً عَلِياا. اَشْهَدُ أَنْ لَْ اِلَهَ اِلَّْ اللهُ وَحْدَهُ لَشَْرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِ ايًّ. وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَ.يِِّدَنًَ محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِلِْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِياا. اَللَّهُمَّ فَصَلِِّ وَسَلِِّمْ عَلَى سَ.يِِّدِنًَ
مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلًْ نَبِياا، وَعَلَى ~ألِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِ.نُوْنَ اِسْلَمََهُمْ وَلَمْ
يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَ ارِيًّ، أَمَّا بَعْدُ .
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَايَّكًُّمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يًَّ اَيُّهَا الَّذِيْنَ أ~مَنُوِْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَْ تَمُوْنَُُّ اِلَّْ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ اَيْضًا: يًّ أَيُّهَا الَّذينَ أ~مَنُوا اِنْ جاءَكُمْ فاسِقٌ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصيبُوا قَوْماً بِجَهالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلى ما فَعَلْتُمْ ندًِمينَ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Teknologi memiliki dampak yang luas dalam kehidupan, tidak hanya pada level praktis, tetapi juga pada level teoritis yang mempengaruhi pola pikir manusia, yang pada akhirnya memengaruhi tindakan manusia. Perubahan yang dihasilkan oleh teknologi tidak hanya mempengaruhi kehidupan perkotaan, tetapi juga telah merambah ke wilayah pedesaan. Teknologi memainkan peran dalam memperluas akses informasi dalam bentuk demokratisasi data dan informasi, namun sebaliknya, ia juga berdampak pada pola interaksi manusia dan kesadaran keagamaan. Informasi biasanya disediakan oleh otoritas yang memiliki kualifikasi khusus. Namun, teknologi telah membuat otoritas menjadi lebih terbuka. Fenomena keagamaan yang muncul sangat bervariasi tergantung pada tingkat paparan teknologi di lingkungan tersebut. Munculnya alat alat elektronik seperti hp, komputer, dan sebagainya yang dapat mengakibatkan kita sebagai pengguna terpikat terhadap dengan kemampuan teknologi tersebut, sehingga dapat membuat kita lupa akan keaadan kita disekitar. Bayangkan saja hampir setiap hari yang kita perhatikan menekan tombol pada layar yang berdampak terhadap hubungan antara manusia jadi tidak harmonis karena kesibukannya terhadap gadget masing-masing.

Gambaran kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang empiris tersebut menjadi tantangan bagi banyak agama, terutama Islam untuk terus menyesuaikan diri dan menunjukkan bahwa tradisi masih relevan untuk hari ini (al-Islam al-shalih li kulli zaman wa makan). Walapun, perkembangan teknologi dan agama bukanlah suatu yang harus terus dipertentangkan relevansinya, karena pada dasarnya keduanya bersumber dari nilai yang sama. Dalam Islam, teknologi berfungsi sebagai kemudahan untuk membantu melakukan aktifitas manusia yang bermanfaat (QS. 21: Al-Anbiya: 107), alat untuk mengeksplorasi (QS. 55:33), alat untuk kemajuan dakwah dan kemajuan Islam (QS. 8:60), dan sebagai sarana untuk lebih mengenal Allah (QS. 88: Al-Ghosyiyah : 17-21),

Baca Juga  Khutbah Jumat : Etika Pemanfaatan Keaneragaman Hayati dalam Perspektif Islam

(71) وَإِلَى الْجِبَالِ

وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ

(71)

أَفَلََ يَ.نْظُرُونَ إِلَى الِْبِْلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

فَذَ¹كِرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَ¹كِ ر( (07)

(02)

وَإِلَى الْرَْْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ

(71)

كَيْفَ نُصِبَتْ

Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana diciptakan, dan langit bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.
Tentunya segala penggunaan tegnologi tersebut jangan sampai berakibat pada rusaknya alam (QS. 30: Ar-Rum : 41).
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan teknologi tidak selalu tanpa kontroversi dalam lingkup masyarakat Muslim. Terkadang, ada isu-isu terkait privasi, keamanan, atau kekhawatiran tentang dampak negatif teknologi pada nilai-nilai tradisional dan sosial. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam dan masyarakat umum untuk terus mempertimbangkan dan memahami implikasi etika dan moral dalam menggunakan teknologi secara cerdas dan bertanggung jawab sesuai dengan ajaran Islam. Pengenalan teknologi modern, khususnya media sosial dan alat komunikasi efektif, telah membawa perubahan fundamental dalam interaksi sosial. Dalam beberapa kasus, teknologi telah menciptakan manusia-manusia yang lebih individualis dan cenderung egois. Interaksi langsung dianggap rumit dan tidak produktif, sehingga individu lebih memilih komunikasi fragmentaris melalui media sosial dan aplikasi pesan instan.
Salah satu konsekuensi dari pertumbuhan teknologi adalah kurangnya kepercayaan dalam lingkungan sosial. Terjadinya kriminalitas di sekitar lingkungan sosial membuat individu cenderung memilih untuk beraktivitas sendiri atau menggunakan alat komunikasi tanpa interaksi langsung. Hal ini berdampak pada terciptanya keluarga dan lingkungan kerja yang kurang terbuka dan lebih individualistik. Perubahan ini juga dapat merentangkan diri ke lingkungan keluarga dan tempat kerja, di mana pola perilaku yang lebih individualistik juga mencerminkan pada nilai-nilai dan praktik keagamaan. Kondisi di mana interaksi manusia tergantikan oleh interaksi melalui teknologi bisa membawa dampak pada ruang spiritualitas dan keagamaan individu, mempengaruhi cara individu merasakan dan menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun teknologi memberikan akses yang lebih luas terhadap informasi keagamaan, tantangan terletak pada bagaimana mempertahankan keseimbangan antara keterlibatan teknologi dan interaksi sosial yang diperlukan dalam memelihara praktik keagamaan yang sehat dan berkelanjutan dalam masyarakat.

Baca Juga  Internalisasi Nilai Spiritual Bulan Sya'ban dalam Menghadapi Musibah Prespektif Pendekatan Teologis dan Pedagogis

Tidak terbantahkan bahwa teknologi juga membawa dampak negatif terhadap pengembangan nilai-nilai agama dan moral, terutama bagi generasi muda seperti anak-anak dan remaja. Salah satu bentuk teknologi yang memiliki dampak negatif terhadap anak-anak dan remaja adalah perangkat gadget. Dampak teknologi tidak hanya mempengaruhi nilai moral dan agama, tetapi juga

aspek-aspek lainnya seperti kognitif, fisik, sosial, emosional, dan perkembangan bahasa. Pentingnya perhatian khusus terhadap perkembangan nilai-nilai agama dan moral dari teknologi perlu diakui. Beberapa dampak negatifnya adalah ketidak sopanan, penggunaan bahasa kasar, kesulitan dalam pengaturan diri, kurang mendengarkan nasihat orang tua, pelanggaran terhadap prinsip agama, kurang minat dalam pendalaman agama, interaksi sosial yang minim dengan lingkungan sekitar, dan kecenderungan menjadi malas. Dampak negatif pada pengembangan nilai-nilai agama dan moral ini tidak dialami oleh setiap anak, karena bergantung pada penggunaan teknologi tersebut. Penggunaan yang terarah pada hal-hal positif atau sebaliknya memengaruhi hasil akhirnya. Secara umum, dampak negatif dari gadget disebabkan oleh penggunaan tanpa pengawasan orang tua. Ini memungkinkan anak-anak mengakses situs-situs yang tidak pantas, seperti situs pornografi, yang bisa berakibat serius pada kerusakan moral dan nilai-nilai agama yang mereka anut.

Baca Juga  Khutbah Jumat : Bulan Rajab momentum Menguatkan Ukhuwah dalam Berbangsa

Dalam perspektif Islam menggariskan bahwa remaja adalah generasi penerus yang bertanggung jawab untuk mewarisi ajaran agama Islam dan mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupan, mengikuti ajaran yang terdapat dalam al-Qur’an dan sunnah Rasulullah. Untuk mempersiapkan generasi masa depan yang menjadi pewaris nilai-nilai Islam, remaja perlu memiliki bekal akhlak, ilmu, iman, dan amal yang didasarkan pada petunjuk agama Islam. Dalam konteks ini, pertumbuhan media sosial sejalan dengan lahir dan tumbuhnya generasi remaja saat ini. Generasi ini sering disebut sebagai generasi native digital atau generasi yang tumbuh seiring dengan berkembangnya platform media sosial yang populer, seperti jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, platform berbagi foto dan video seperti Instagram, YouTube, Snapchat, dan TikTok, serta aplikasi chatting seperti WhatsApp dan Telegram. Dampaknya, baik dalam cara berpikir, merasakan, maupun berperilaku, sangat dirasakan oleh pengguna media sosial, terutama kaum remaja, termasuk remaja Islam yang aktif dalam komunitas remaja di masjid.
Perkembangan teknologi memiliki efek yang jauh melampaui aspek praktis, memengaruhi paradigma dan perilaku manusia secara keseluruhan. Meskipun teknologi membawa demokratisasi informasi dan membuka akses terhadap pengetahuan, dampaknya tidak terbatas pada wilayah perkotaan saja, melainkan telah menyebar ke pedesaan. Meskipun memberikan akses yang lebih luas terhadap informasi, teknologi juga telah merubah dinamika interaksi manusia serta kesadaran keagamaan. Fenomena keagamaan bervariasi berdasarkan paparan teknologi dalam lingkungan masyarakat. Kemunculan alat-alat elektronik cenderung membuat kita terpaku pada kecanggihan teknologi tersebut, mengaburkan kesadaran akan lingkungan sekitar. Penggunaan gadget yang intensif sering kali mengganggu hubungan sosial, memengaruhi interaksi manusia secara harmonis. Meskipun teknologi telah mempermudah komunikasi, kehilangan interaksi langsung berpotensi mengakibatkan kehidupan sosial yang lebih individualistik dan kurang sehat. Untuk mempertahankan keseimbangan dalam kehidupan sosial, perlu adanya kesadaran akan pentingnya interaksi manusiawi langsung dalam membangun hubungan yang berarti di masyarakat.
برِك الله لي ولكم في القر أن العظيم، وجعلني و,ايكًّم بما فيه من ال~يتًّ والذكر الحكيم. ,انه هو البَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْم. وَقُلْ رَبِِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرِّاحِمِيْنَ

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button