Artikel

Berlindung dari Lilitan Utang

SPIRIT TAHAJUD (298) 1710 Oleh Drs. H. Amat Sulaiman

🌻 SPIRIT TAHAJUD (298) 1710🌻

 

Siapa sih yang ingin hidupnya terbebani hutang ? Tentunya setiap orang tidak ingin memiliki utang dalam hidupnya. Sebab dengan menghindari utang, kita dapat mengurangi stres dan kecemasan. Selain itu, hidup bebas utang membuat kita untuk lebih fokus pada tujuan jangka panjang, seperti menabung untuk masa depan, investasi, dan menikmati kualitas hidup yang lebih baik.
Pinjam-meminjam harta atau utang-piutang merupakan salah satu jenis muamalah yang kerap dijumpai dalam kehidupan bermasyarakat. Islam mengatur perkara utang-piutang ini dengan rinci, baik itu melalui nas Al-Qur’an maupun hadits. Seseorang yang berutang biasanya sedang terdesak atau membutuhkan. Karena itu, memberikan utang atau bersedekah kepada yang bersangkutan dinilai sebagai perbuatan baik karena menolong orang yang membutuhkan.

Di sisi lain, utang termasuk tanggung jawab yang besar. Orang yang berutang wajib melunasi utang tersebut, sekecil apa pun nilainya. Utang yang tak dilunasi akan tercatat sebagai dosa dan menjadi penghalang masuk surga. Ayat Al-Quran yang dibahas di sini adalah surah Al-Baqarah ayat 280-283 tentang utang-piutang, mulai dari anjuran mencatat, pemberian jaminan, hingga keutamaan mengikhlaskan utang.

وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: “Dan jika [orang yang berutang itu] dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan [sebagian atau semua utang] itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui,” (QS. Al Baqarah [2]: 280).

Dengan disiplin dalam mengelola keuangan dan menghindari godaan untuk berutang, kita dapat membangun masa depan yang lebih stabil dan bahagia. Namun, jika terpaksa berhutang, hutang tersebut harus segera dilunasi. Sebab saat memiliki masalah utang, biasanya rasa kesulitan muncul sebab kita harus memiliki gaya hidup yang berbeda dari teman-teman di sekitar kita. Artinya, saat kondisi finansial teman-teman di sekitar memang sedang lancar, kita harus berjuang sendiri untuk menghemat. Momen-momen seperti ini memang seringkali menyulitkan, dan malah semakin menjauhkan kita dari jalan keluar dari lilitan utang yang menumpuk.

Baca Juga  Warga Muhammadiyah Harus Memahami Laju Gerak Muhammadiyah

Lilitan utang adalah kondisi ketika seseorang terbebani dengan hutang yang menumpuk. Salah satu alasan mengapa banyak orang kesulitan untuk mulai bergerak dari utang yang menumpuk adalah karena diharuskan untuk mengubah gaya hidup. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa saat sudah terbiasa melakukan gaya hidup maupun rutinitas tertentu, biasanya akan ada kesulitan yang muncul saat kita diharuskan untuk berubah. Sama halnya jika ingin terbebas dari utang, tentu saja gaya hidup yang sudah kita miliki mau tidak mau harus kita korbankan.

Banyak orang yang saat menghadapi masalah utang malah bertingkah seakan tidak terjadi apa-apa, atau bahkan menyepelekan masalah tersebut. Ada juga yang malah terjerembab dan malah semakin stress jika mengingat masalah tersebut. Solusi ampuh mengatasi stress karena utang yang pertama adalah dengan jujur dan menerima kondisi saat ini. Kita harus cukup berani menerima kondisi bahwa saat ini kita sedang menghadapi masalah finansial yang harus segera diselesaikan, bukan malah disepelekan atau tetap hidup boros seperti tidak terjadi apa-apa. Kita juga harus berani untuk menghadapi fakta bahwa saat ini kita harus mulai mengambil langkah strategis untuk melunasi utang tersebut. Akuilah bahwa tunggakan utang yang kita miliki saat ini merupakan masalah krusial, bersifat penting, dan harus diselesaikan sesegera mungkin.

Baca Juga  Era MEA, Aktivitas Perguruan Tinggi Harus berdampak Pada Kemajuan Ekonomi

Dalam ajaran Islam kita telah diperingatkan agar kita harus berhati-hati saat berutang. Sebab dikhawatirkan utang akan menjadi suatu kebiasaan. Karenanya, menurut Siti ‘Aisyah, Rasulullah SAW selalu berlindung kepada Allah agar terlepas dari jeratan utang. Maka hendaknya berbagai macam ikhtiar harus dilakukan agar dapat segera melunasi utang, termasuk melalui doa.

Disebutkan oleh Abu Sa‘id al-Khudri, pada suatu hari, Rasulullah masuk masjid. Ternyata di sana sudah ada seorang laki-laki Anshar yang bernama Abu Umamah. Beliau kemudian menyapanya: Hai Abu Umamah, ada apa denganmu, aku melihatmu duduk di masjid di luar waktu shalat ? Abu Umamah menjawab: Kebingungan dan utang-utangku yang membuatku (begini), ya Rasul. Beliau kembali bertanya: Maukah kamu jika aku ajarkan suatu bacaan yang jika kamu membacanya, Allah akan menghapuskan kebingunganmu dan memberi kemampuan melunasi utang? Umamah menjawab: Tentu, ya Rasul. Beliau melanjutkan: Jika memasuki waktu pagi dan sore hari, maka bacalah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang-orang.

Baca Juga  Allah “Menyapa” Kita karena Rindu

Abu Umamah menuturkan: Setelah aku mengamalkan doa itu, Allah benar-benar menghilangkan kebingunganku dan memberi kemampuan melunasi utang. Untuk itu sebelum kita menjadi orang-orang yang dzalim, maka segera lunasi hutang kita. Apalagi jika kita memiliki kemampuan dan harta yang mumpuni untuk segera membayar hutang. Jangan tunda dan jangan biarkan hutang menumpuk dalam hidup kita.

Ibnul Qoyyim dalam Al Fawa’id (hal. 57, Darul Aqidah) mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang karena banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak utang akan mendatangkan kerugian di dunia.” Rasulullah SAW sampai meminta kepada Allah untuk diauhkan dari hutang. Hal ini menunjukkan bahwa hutang memang memberatkan manusia dan akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Untuk itu, berdoa dan berikhtiarlah agar kita diajuhi dari hutang dan dari ketidakmampuan kita membayar hutang.

Bagaimanapun, hutang adalah beban yang harus ditanggung dan diselesaikan. Berdoalah kepada Allah memohon rezeki yang berkah agar apa yang menjadi tanggungan tersebut dapat kita selesaikan dengan baik sesuai amanah dan perjanjian dengan pemberi hutang. Demikian doa yang diajarkan Rasulullah agar kita terlepas dari lilitan utang yang sering kali diikuti oleh rasa ketakutan, kesusahan, kelemahan, kekikiran, dan seterusnya. Semoga Allah mengabulkan doa dan permohonan kita semua. Amîn yâ mujîbas sâ’ilîn.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button