Artikel

Filosofi Puasa Ramadhan

Spirit Tahajud // 3 Ramadhan 1446 H oleh Drs. H. Amat Sulaiman

๐ŸŒป *SPIRIT TAHAJUD (063) 0403*๐ŸŒป

*Filosofi Puasa Ramadhan*

Dalam upaya mencapai kesempurnaan ibadah puasa maka kita harus mengetahui makna dari filosofi puasa itu sendiri. Filosofi puasa Ramadan sudah seharusnya diketahui oleh setiap orang muslim. Bila kita umat Islam ini tidak tahu tentang filosofi ataupun makna dalam berpuasa, jadi untuk apa kita melakukannya, serasa tidak ada tujuannya. Bila kita tidak mengetahui filosofi puasa Ramadan sama saja dengan kita ikut-ikutan apa yang dilakukan banyak orang.

Untuk orang-orang yang baru melakukannya, terutama anak-anak hal ini menjadi baik-baik saja karena memang mereka baru memulai dan baru mulai berlatih untuk berpuasa. Namun bagi orang-orang yang telah dewasa harusnya sudah tahu apa filosofi puasa Ramadhan, dan mengapa mereka harus melakukannya. Karena setiap ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT tentunya memiliki folosofi dan makna yang perlu kita pahami dan mengerti. Sehingga ketika melakukan ibadah tersebut, khususnya puasa Ramadan tidak hanya ikut-ikutan saja. Di antara filosofi puasa Ramadhan yang wajib diketahui oleh seorang muslim adalah *Mengendalikan hawa nafsu*

Baca Juga  Selalu Memperbaharui Iman Kita

Seperti yang semua orang sudah ketahui sebelumnya, bahwa salah satu filosofi puasa Ramadhan adalah untuk mengendalikan nafsu. Seluruh umat islam diwajibkan untuk menahan segala jenis hawa nafsunya selama melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan ini, baik itu menahan nafsu untuk tidak makan dan minum dari terbit fajar sampai waktu berbuka, maupun menahan nafsu syahwat untuk melakukan hubungan suami istri dan sebagainya, sebagaimana hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,

ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ู ุฌูู†ู‘ูŽุฉูŒุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุตูŽูˆู’ู…ู ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ููŽู„ุงูŽ ูŠูŽุฑู’ููุซู’ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุตู’ุฎูŽุจู’ุŒ ููŽุฅูู†ู’ ุณูŽุงุจู‘ูŽู‡ู ุฃูŽุญูŽุฏูŒ ุฃูŽูˆู’ ู‚ูŽุงุชูŽู„ูŽู‡ูุŒ ููŽู„ู’ูŠูŽู‚ูู„ู’ ุฅูู†ู‘ููŠ ุงู…ู’ุฑูุคูŒ ุตูŽุงุฆูู…ูŒ

โ€œPuasa adalah membentengi diri maka bila salah seorang kamu di hari ia berpuasa janganlah berkata kotor dan janganlah ia berteriak-teriak dan jika ada seseorang memakinya atau mengajak bertengkar hendaknya ia mengatakan โ€œSesungguhnya aku sedang berpuasa.โ€ (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Al-Baidhawi menyatakan,

ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‚ู’ุตููˆุฏ ู…ูู†ู’ ุดูŽุฑู’ุนููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ู…ู ู†ูŽูู’ุณ ุงู„ู’ุฌููˆุนู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุทูŽุดู ุŒ ุจูŽู„ู’ ู…ูŽุง ูŠูŽุชู’ุจูŽุนูู‡ู ู…ูู†ู’ ูƒูŽุณู’ุฑู ุงู„ุดู‘ูŽู‡ูŽูˆูŽุงุช ูˆูŽุชูŽุทู’ูˆููŠุนู ุงู„ู†ู‘ูŽูู’ุณู ุงู„ู’ุฃูŽู…ู‘ูŽุงุฑูŽุฉู ู„ูู„ู†ู‘ูŽูู’ุณู ุงู„ู’ู…ูุทู’ู…ูŽุฆูู†ู‘ูŽุฉู ุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุญู’ุตูู„ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ุธูุฑู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ู†ูŽุธูŽุฑ ุงู„ู’ู‚ูŽุจููˆู„ู

Baca Juga  Kesempurnaan Ibadah Puasa

โ€œBukanlah maksud syariโ€™at puasa adalah menahan lapar dan dahaga saja. Dalam puasa haruslah bisa mengendalikan syahwat dan memenej jiwa agar memiliki hati yang tenang. Jika tidak bisa melakukan seperti itu, maka Allah tidaklah menerima puasa tersebut.โ€ (Fath Al-Bari, 4: 117)

Jadi kita benar-benar harus bisa menjaga diri untuk tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang membangkitkan gairah nafsu yg bisa mencelakakan hidupnya. Untuk itu kita diharuskan memperbanyak ibadah kepada Allah swt.

Upaya menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu saat sedang berpuasa itu merupakan Latihan keimanan yang sangat efektif. Dengan berpuasa atau menahan diri dari segala hal-hal yang berbau nafsu, kita ini diuji sampai manakah kekuatan iman dan ketaatan kita terhadap perintah yang Allah SWT berikan. Larangan berbohong saat berpuasa misalnya, itu telah disebutkan dalam hadits berikut ini,

ู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฏูŽุนู’ ู‚ูŽูˆู’ู„ูŽ ุงู„ุฒู‘ููˆุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ูŽ ุจูู‡ู ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุญูŽุงุฌูŽุฉูŒ ููู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฏูŽุนูŽ ุทูŽุนูŽุงู…ูŽู‡ู ูˆูŽุดูŽุฑูŽุงุจูŽู‡ู

โ€œBarangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, dan malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.โ€ (HR. Bukhari no. 1903),

Baca Juga  Mengapa Kita Mencintai Allah SWT ?

Seperti halnya yang dikatakan oleh Ibnul โ€˜Arabi,

ู…ูู‚ู’ุชูŽุถูŽู‰ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠุซู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูŽู†ู’ ููŽุนูŽู„ูŽ ู…ูŽุง ุฐููƒูุฑูŽ ู„ูŽุง ูŠูุซูŽุงุจู ุนูŽู„ูŽู‰ ุตููŠูŽุงู…ูู‡ู ุŒ ูˆูŽู…ูŽุนู’ู†ูŽุงู‡ู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุซูŽูˆูŽุงุจ ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู… ู„ูŽุง ูŠูŽู‚ููˆู…ู ูููŠ ุงู„ู’ู…ููˆูŽุงุฒูŽู†ูŽุฉู ุจูุฅูุซู’ู… ุงู„ุฒู‘ููˆุฑ ูˆูŽู…ูŽุง ุฐููƒูุฑูŽ ู…ูŽุนูŽู‡ู

โ€œKonsekuensi dari hadits tersebut, siapa saja yang melakukan dusta yang telah disebutkan, balasan puasanya tidak diberikan. Pahala puasa tidak ditimbang dalam timbangan karena telah bercampur dengan dusta dan yang disebutkan bersamanya.โ€ (Fath Al-Bari, 4: 117)

Disini kejujuran juga menjadi salah satu patokan keimanan seseorang dalam berpuasa di bulan Ramadhan, karena tidak ada yang melihat kita ketika secara diam-diam minum di dapur atau di kamar. Hanya kita dan Allah SWT saja yang tahu apa yang kita perbuat sehari-harinya. Jadi jagalah diri kita untuk selalu taat dalam menjalankan perintah Allah SWT dengan berpuasa Ramadhan dan segala filosofi puasa Ramadhan yang terkandung di dalamnya.๐Ÿ™

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button