KhutbahKhutbah Jum'at

BULAN DZUL QADAH, HAJI, DAN KESEDERHANAAN

Oleh : Ustadz Dr Sumarno, M.Pd.I (Mudir IMBS Miftahul Ulum Pekajangan)

Khutbah Jum’at Edisi, 25 April 2025

BULAN DZUL QADAH, HAJI, DAN KESEDERHANAAN

Oleh : Ustadz Dr Sumarno, M.Pd.I

(Mudir IMBS Miftahul Ulum Pekajangan Pekalongan)

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِدِينِ الْأَسْلَامِ وَشَرَعَ لَنَا بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَالصِّيَامِ, وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى الْأَنْعَامِ بِهِدَايَتِهِ لِلْإِ يْمَانِ اَشْهَدُ انْ لَا الْهَ الَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَاشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ شَهَادَةً مَنْ أَدْخَلَ الْجَنَّةَ بِالسَّلَامِ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ بِدِينِهِ عَلَى مَمَرِّ الْأَزْمَانِ وأما بعد, فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ، وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ (سورة التوبة: ٣٦)

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, marilah kita bersyukur kepada Allah Ta’ala, pada kesempatan yang mulia ini, Allah Ta’ala masih memberikan berbagai pintu kenikmatan kepada kita semua. Sehingga kita bisa melangkahkan kaki, beribadah, dan bersimpuh sujud di hadapan Allah Swt dalam keadaan sehat wal afiat. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, suri tauladan terbaik, dan panutan umat sepanjang masa dan zaman. Ketiga kalinya, khatib berwasiat kepada diri pribadi dan kepada para jamaah agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Sungguh sebaik-baik manusia di sisi Allah Swt adalah orang yang paling bertakwa. Di antara bentuk kenikmatan Allah Swt adalah diciptakannya waktu-waktu yang mulia agar para hamba dapat memperoleh banyak kebaikan darinya. Allah Swt menciptakan Ramadhan bulan magfirah, sebagai bulan pengampunan. Di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. Allah Swt juga menciptakan bulan Syawal yang terkenal dengan keistimewaannya, puasa enam hari di bulan Syawal. Allah Swt menciptakannya agar manusia termotivasi untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya menuju alam keabadian yaitu Akhirat, sebentar lagi kita meninggalkan bulan syawal dan memasuki bulan Dzulqadah

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Berdasarkan urutan kalender Hijriyah, Dzulqadah menempati urutan ke-11, diapit Syawal dan Dzulhijjah. Karena bulan ini diapit antara lebaran Syawal dan Lebaran Haji, masyarakat Jawa menyebutnya bulan Apit atau Hapit. Dari segi kebahasaan, Dzulqadah berasal dari bahasa Arab dan terbentuk dari gabungan dua kata. Pertama kata dzu yang biasa diartikan memiliki, dan kedua qa’dah seperti dikutip dari al-Mu’jam al-Wasith kata tersebut berarti tempat yang diduduki. (al-Mu’jam 2/748) arti kata Dzulqadah adalah bulan duduk-duduk. Sekilas penamaan ini akan tampak aneh dan tidak biasa bagi orang Indonesia, akan tetapi jika ditelusuri, penamaan bulan Dzulqadah ternyata memiliki alasan yang cukup dalam.

Baca Juga  Khutbah Jum'at : Etika Dalam Berpolitik Berbangsa Dan Bernegara Dalam Perspektif Islam

Terkait alasan penamaannya, al-Biruni dalam salah satu karyanya al-Atsar al-Baqiyah ‘anil Qurun al-Khaliyah menerangkan Dzulqadah orang Arab bahkan sebelum Islam, lebih banyak berdiam diri di rumah. Selain itu, di bulan Dzulqadah orang Arab lebih memilih duduk menahan diri dari peperangan. (al-Atsar al-Baqiyah, 69, 416) Pakar linguistic, Ibnu Mandzur, salah satu ulama ahli bahasa Arab paling otoritatif di dunia Islam juga menjelaskan sebab penamaan Dzulqadah. Alasannya orang Arab pada bulan ini memilih duduk-duduk bersantai di rumah mereka alih-alih perang dan mencari kehidupan atau perlindungan. (Lisanul Arab, 3/357) Terlebih Dzulqadah merupakan bulan persiapan menuju pelaksanaan ibadah haji. Tidak heran jika orang Arab menyepakati perdamaian di bulan ini karena memang, bulan ini termasuk empat bulan yang disepakati oleh orang Arab sebagai bulan hurum bersama bulan Muharram, Rajab, dan Dzulhijjah. Bulan di mana pertumpahan darah tidak diperbolehkan. AlQuran mempertegas status bulan-bulan ini, firman Allah SWT :

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ….

Artinya : Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu….. (QS At-Taubah [9]: 36)

Rasulullah ﷺ menjelaskan empat bulan haram itu apa saja. Beliau bersabda:

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُوالْقَعْدَةِ وَذُوالْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya :”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah Ta’ala menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhar yang terletak antara Jumadil Akhir dan Sya’ban” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga  Siapkan 90 Lokasi Shalat Ied, Muhammadiyah Pekalongan Keluarkan Himbauan Materi Khotbah

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Bagi kaum muslimin yang akan melaksanakan ibadah haji menjadi penantian yang amat dinanti kedatangannya. Silih berganti tamu mulai berdatangan kerumah mulai dari sanak family keluarga, tetangga, teman sekerja dan lain-lain datang ikut mendoakan dan menyaksikan perjalanan spiritual ini, bagi yang tertunda keberangkatannya tidak boleh berkecil hati sesungguhnya Allah Swt tertu lebih tahu apa yang ada dalam sanubari. Tetaplah optimis dalam menanti dan senantiasa menjaga niat yang suci untuk menjalankan ibadah haji sembari selalu menlantunkan doa kepada sang Illahi agar tetap mendapatkan panggilan perjalanan spiritual ini. Bagi yang akan berangkat haji dan sudah berhaji atau belum mendapat kesempatan berhaji, ketahuilah bahwa haji bukan hanya perjalanan biasa namum menjadi perjalanan spiritual dan rukun Islam yang ke-5. Tidak ada harapan yang paling dinanti oleh setiap orang yang melaksankan ibdah haji kecuali ibadah hajinya menjadi Mabrur. Haji mabrur tiada balasannya kecuali surga. (HR at-Thabrani dari Ibnu Abbas)

Selain menjadi nilai iman dari seorang Muslim, ibadah haji semenjak zaman Rasulullah sampai sekarang tetap mempunyai arti yang strategis. Pada tataran nilai keislaman maka ibadah ini merupakan penyempurna dari kekokohan rukun Islam yang jumlahnya lima. Sedangkan dari sisi nilai sosial, ibadah haji merupakan pencapaian dari nilai keberkahan pihak individu dari para calon jamaah haji yang kini bersiap berangkat ke Tanah Suci itu. Apalagi fakta jelas menyatakan di masyarakat Indonesia sosok haji dituntut harus bisa menjadi teladan bagi masyarakat. Dia harus bisa menjadi sinar sekaligus pengayom dan pemimpin bagi diri, keluarga, dan lingkungannya. Tuntutan ideal seperti itu memang terasa muluk. Tapi, ini merupakan tugas sejarah yang harus terus didengungkan kepada setiap telinga para jamaah haji. Haji jelas ibadah penyempurna dari keislaman seseorang, maka tuntutannya setelah menunaikannya posisi moral dan sosial dari para jamaah ini akan mencapai titik tertinggi atau menjadi haji yang mabrur. Mereka seharusnya bukan lagi hanya sekadar menjadi warga negara biasa tapi juga mampu menjadi warga negara utama.

Baca Juga  KH. Mulyono Beri Enam Pesan Spiritual untuk Jamaah Haji Muhammadiyah Pekalongan

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Nilai dan peran haji inipun sudah terulur sepanjang zaman. Dari catatan sejarah sudah menunjukkan betapa pentingnya peran para haji dalam masyarakat Indonesia. Pada akhir tahun 1400-an, catatan para pengelana Spanyol dan Portugis ketika tiba di kepulauan rempah Maluku sudah jelas menceritakan bahwa para haji saat itu telah menjadi lentera bagi kemajuan masyarakat. Mereka tulus memberikan darma baktinya dengan mengajar dan membimbing rakyat setempat yang masih sederhana. Di Jawa, misalnya, para haji ini kemudian dikenal sebagai para pendakwah atau guru. Kepada masyarakat mereka tak hanya mengajarkan soal agama saja, namun mereka juga memperkenalkan perangkat sistem sosial dan hukum yang lebih baik, mengenalkan cara berpakaian, hingga mengenalkan mengenai cara menjaga kesehatan, seperti mandi secara rutin, membuat jamban dan sumur.

Pada bidang politik para haji juga semenjak dahulu sudah menunjukkan kepeloporannya. Kepergian mereka ke Makkah misalnya tak hanya dimanfaatkan hanya sekadar sebagai kepergian biasa saja, tapi juga dimaknai sebagai sebuah perjalanan untuk menuntut ilmu dan bertukar pengalaman mengenai soal ketatanegaraan. Dari forum pelaksaaan haji inilah kemudian lahir sosok ilmuwan dan pemimpin besar, mulai dari KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Hasan, KH Ahmad Syukarti dan para tokoh pahlawan bangsa lainnya. Pada sisi ini pergi haji pada hakikatnya adalah mengasah permata nurani yang selama ini tersimpan dalam diri !

Jamaah harus memanfaatkan panggilan dari Allah Swt ini dengan beribadah sebaik mungkin. Setiap jamaah tentu mendambakan haji Mabrur. Ikuti bimbingan para pembimbing haji dengan baik. Beribadahlah dengan khusyuk. Jangan lupa selipkan doa untuk keselamatan dan kemajuan bangsa Indonesia. Para pemimpin dan rakyatnya selalu dalam ridha lindungan Allah Swt. Selamat jalan para tamu Allah. Semoga slogan “ Haji Mabrur, Haji Ramah Lansia dan Disabilitas” dapat diraih para jamaah haji Indonesia. Amien Ya Rabbal Alamien

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button