ArtikelBeritaBerita AUMBerita Cabang - Ranting

Sejarah MIM Donowangun 1, Bermula dari Sekolah Rakyat, Kini Berusia 70 Tahun

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Donowangun, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan, didirikan pada tanggal 25 Mei 1955. Beberapa bukti yang menunjukkan hal tersebut antara lain buku stambuk atau yang kini disebut sebagai buku induk yang mencatat murid pertama di Sekolah Rakyat tersebut, piagam pengesahan atau ijin operasional sebagai Perguruan Agama Swasta dan tulisan berjudul uraian singkat berdirinya Sekolah Madrasah MIM Donowangun 1 yang ditulis oleh Fauzan Sa’dullah, tahun 1993.

Dalam uraiannya, Fauzan Sa’dullah menuliskan perjuangan Kepala Desa Donowangun yang terpilih tahun 1953, S. M. Mufiedh, yang berkeinginan untuk mengembalikan keberhasilan memajukan desa sebagaimana yang pernah dicapai oleh ayahnya dulu yaitu Luqman, Kepala Desa Donowangun yang memimpin selama kurang lebih 22 tahun (1923 – 1945) atau dipenghujung masa penjajahan Belanda, sebelum Indonesia Merdeka.

Marching Band MI Muhammadiyah Donowangun 01
Marching Band MI Muhammadiyah Donowangun 01

Fauzan mengisahkan Luqman merupakan kepala desa yang memiliki kewibawaan yang tinggi dan sangat disegani oleh rakyatnya. Luqman juga sangat memperhatikan dunia pendidikan, terutama pendidikan agama Islam, dengan cara mendatangkan ulama/guru ngaji dan menganjurkan kepada warganya untuk belajar ke pondok pesantren, sehingga kala itu dapat terwujud masyarakat yang agamis, rukun dan sejahtera di Desa Donowangun.

S.M Mufiedh ingin melakukan penataan kembali Desa Donowangun seperti saat masa ayahnya, termasuk aspek pendidikan, karena pada saat itu di Desa Donowangun belum ada lembaga pendidikan. Oleh karena itu, S.M Mufiedh merintis pendidikan non formal, diawali dari membeli sebuah rumah berpagar bambu milik Karyadi/Muhidin, seorang Bau Desa, yang terletak di Dukuh Bangun Kidul, seluas 100 meter di sebelah utara Masjid Bangun Kidul. S.M Mufiedh sendirilah yang memimpin kegiatan belajar mengajar, yang dilakukan sore hari, dibantu Sa’dullah. Mereka berdua berjuang dan mengabdi tanpa diberi honor.

Baca Juga  Cegah Kejadian Bullying di Kampus, UMPP Gelar Seminar Peduli Bullying, Body Shaming dan Sexual Abuse

Dalam tulisannya, Fauzan menggambarkan kondisi sekolah formal pada tahun 1950 di Kecamatan Talun hanya ada lima sekolah formal atau kala itu masih bernama Sekolah Rakyat (SR), yaitu SR Sengare, Mesoyi, Talun, Krompeng dan Banjarsari. Anak-anak di Desa Donowangun yang ingin mendapatkan layanan sekolah formal SR harus bersekolah ke SR terdekat, seperti SR Sengare, SR Mesoyi atau SR Talun.

Bukti Stempel SR Muhammadiyah Donowangun
Bukti Stempel SR Muhammadiyah Donowangun

Dalam perkembangannya, SR Banjarsari tidak mengalami perkembangan, bahkan muridnya semakin habis. Oleh karena itu, SM Mufiedh selaku Kepala Desa Donowangun memohon kepada Camat Talun yang kala itu dijabat oleh Hadipurnomo, memohon agar guru-guru yang mengajar di SR Banjarsari dapat dipindahkan ke Sekolah yang sudah dirintis melalui pendidikan non formal di Desa Donowangun. Namun permohonan tersebut tidak dikabulkan oleh Camat Talun dengan alasan administrasi.

Penolakan dari Camat Talun tersebut tidak mengendorkan semangat SM Mufiedh dan Sa’dullah, yang saat itu selaku Lembaga Sosial Desa (LSD), untuk tetap mendirikan sekolah di Desa Donowangun. Mereka mencoba menghubungi pejabat pemerintah ditingkat Kabupaten Pekalongan agar dapat membantu usahanya mendirikan sekolah. Namun, pejabat pemerintah di Kabupaten Pekalongan menyarankan agar SM Mufiedh menghubungi Muhammadiyah Pekajangan agar mendirikan sekolah swasta, karena saat itu tidak ada jatah program pendirian sekolah negeri. SM Mufiedh akhirnya menghubungi Pengurus Muhammadiyah Pekajangan Bagian Pendidikan dan Pengajaran, Saleh Dasran, yang menanggapi keinginan pendirian sekolah di Desa Donowangun dengan baik, serta mendorong dan menyarankan supaya didirikan dan dibuka sekolah pagi.

Baca Juga  Lazismu Kabupaten Pekalongan Dorong Seluruh Kantor Layanan Laksanakan Program Unggulan
Catatan sejarah berdirinya MI Muhammadiyah Donowangun
Catatan sejarah berdirinya MI Muhammadiyah Donowangun

SM Mufiedh selanjutnya mengadakan rapat selapanan Desa Donowangun dengan agenda utamanya adalah pendirian sekolah. Rapat selapanan tersebut juga menghadirkan Camat Talun, Hadipurnomo. Dalam rapat tersebut, para peserta rapat sepakat menginginkan pendirian sekolah pagi meskipun Camat Talun Hadipurnomo tidak setuju.

SM Mufiedh selanjutnya melaporkan notulen hasil rapat selapanan Desa Donowangun tersebut kepada Bupati Pekalongan, Dewan Pemerintah Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Kepala Inspeksi Pendidikan Rendah Kabupaten Pekalongan. Pada tanggal 26 Maret 1955, dengan dihadiri Saleh Dasran, Sulhan Mihron dan tokoh-tokoh lain dari Muhammadiyah Pekajangan, didirikanlah Sekolah yang diprakarsai oleh Muhammadiyah Pekajangan dengan nama Sekolah Rakyat Muhammadiyah. Guru pertama di SR Muhammadiyah Donowangun adalah Abunawar, yang dibawa oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pekajangan untuk mengajar di sekolah yang baru didirikan tersebut.

Tanggal 25 Mei 1955 dinyatakan sebagai tanggal pendirian Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Donowangun 01. Hal tersebut didasarkan pada dokumen Pengesahan Perguruan Agama (yang diakui sebagai Ijin Operasional) oleh Departemen Agama RI Perwakilan Propinsi Jawa Tengah Nomor 02354 tentang Pengesahan sebagai Perguruan Agama Swasta, tertanggal Semarang, 1 Januari 1975. Kemudian, Piagam Pengakuan Pelaksanaan Kewajiban Belajar dari Direktorat Pendidikan Agama Departemen Agama RI, Kepala Kantor Inspeksi Pendidikan Agama Daerah Tingkat I Jawa Tengah, tertanggal Semarang 20 Maret 1969. Selain itu, ada juga bukti Buku Induk halaman 1, Nomor urut 1, Tanggal Pendaftaran 26 Maret 1955, Atas Nama : Irmat, Tempat Tgl lahir Donowangun, 23-03-47.

Bukti Buku Induk Pertama SR Muhammadiyah Donowangun
Bukti Buku Induk Pertama SR Muhammadiyah Donowangun

Selanjutnya, dengan berdirinya Sekolah Rakyat Muhammadiyah tersebut, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pekajangan menghendaki agar dibentuk Pimpinan Ranting Muhammadiyah Donowangun dibawah koordinasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pekajangan sebagai pengelola Sekolah.

Baca Juga  SMK Muhamka Juara 1 Web Design Di Pekan Ilmiah STMIK Widya Pratama Pekalongan

Kepala Desa Donowangun, SM Mufiedh, mewakili masyarakat Donowangun PUN menyetujui pembentukan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Donowangun yang diketuai oleh Sa’dullah. Dengan pembinaan yang terus menerus dari PCM Pekajangan dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pekalongan, maka pada Tanggal 29 Juni 1968 resmi berdiri Pimpinan Cabang Muhammadiyah Talun, yang diketuai oleh Sa’dullah, dengan Nomor SK : 2660. Oleh karena itu, sejarah berdirinya MI Muhammadiyah Donowangun 01 menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan sejarah masuknya Persyarikatan Muhammadiyah di Desa Donowangun Kecamatan Talun. SR Muhammadiyah Donowangun sendiri berubah nama menjadi MI Muhammadiyah Donowangun akibat kebijakan pemerintah melalui program Madrasah Wajib Belajar (MWB) Tahun 1969.

Kini, memasuki usia ke-70, MI Muhammadiyah Donowangun 01 telah melalui perjalanan panjang dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga sebagai bentuk refleksi dan penyegaran visi untuk terus berkontribusi di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial.

Prestasi yang diraih MI Muhammadiyah Donowangun
Prestasi yang diraih MI Muhammadiyah Donowangun

Kepala MI Muhammadiyah Donowangun 01 saat ini, Nur Azizah, menyampaikan rasa syukur atas perjalanan panjang madrasah yang kini telah memasuki usia matang.

“Ini bukan sekadar perayaan usia, tapi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen kami dalam melayani pendidikan umat. Terima kasih kepada PCM Talun, PRM Donowangun, serta masyarakat yang telah membesarkan dan menjaga eksistensi madrasah kami,” ujarnya penuh haru.

Azizah berharap MI Muhammadiyah Donowangun 01 Talun dapat terus menjadi lembaga pendidikan pilihan yang mampu menjawab tantangan zaman dan melahirkan generasi yang berilmu dan beradab sesuai nilai-nilai Islam yang berkemajuan. (Fakhrudin)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button