Semua manusia pernah berdosa. Tidak
seorang pun yang luput dari kesalahan. Besar ataupun kecil. Sengaja atau tidak
disengaja. Sebab, fitrah manusia adalah tempat salah dan lupa. Tidak ada
manusia yang maksum, kecuali Nabi Muhammad Saw.
yang dosanya telah diampuni dan dijamin surga. Hal itu tidak lain karena
Allah telah memberikan dua potensi dasar kepada manusia: fujur (negatif) dan
taqwa (positif). Hal itu pula yang menyebabkan fluktuasi iman dan bahkan
cenderung kepada salah satunya yang bakal menentukan posisinya di akhirat: neraka
atau surga.
Kendati begitu, tidak menjadi alasan
bagi kita untuk menumpuk dosa dan mengulur tobat dengan alasan karena Allah
Maha Penerima tobat. Janganlah berfikir mumpung masih hidup. Mumpung masih
muda. Mumpung masih berlimpah harta. Mumpung masih banyak waktu, lantas asyik
masyuk bergelimang dosa dan lupa tobat. Sebab, tak seorang pun tahu kapan
usianya akan tutup. Bisa detik ini. Bisa hari ini. Bisa lusa. Bisa bulan depan.
Atau bahkan bisa tahun depan. Tak mengenal usia, waktu, dan tempat. Sebab, jika
ajal telah keluar dari raga, maka pintu tobat telah ditutup rapat. Penyesalan
terlambat. Yang ada hanya derita sepanjang masa di akhirat.
Istighfar secara harfiah artinya
memohon ampunan. Ampunan Allah Ta’ala dapat diraih dengan istighfar yang diucapkan
dengan tulus dan ikhlas serta diiringi pertobatan yang dalam. Tak ada yang bisa
menjamin manusia bersih dari dosa. Karena itu, Allah menganjurkan hamba-Nya
untuk senantiasa beristighfar atas segala kesalahan dan dosa yang diperbuat. Istighfar adalah satu bentuk zikir untuk
mengingat Allah.
Baca Juga : Spirit Tahajud #22 : Kekuatan Sholat Tahajud
Dr. Aidh Al Qarni dalam bukunya 'La
Tahzan' menuliskan bahwa istighfar mampu membukakan gembok-gembok pengunci,
mendamaikan hati, dan melenyapkan keresahan. Memang benar bahwa istighfar mampu
mendatangkan ketenangan batin bagi siapa pun yang melakukannya. Beristighfar
memiliki makna bahwa manusia meminta rahmat dan pengampunan dari Allah Swt.
Dalam Q.S An-Najm: 32
.....اِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِۗ هُوَ اَعْلَمُ بِكُمْ اِذْ
اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاِذْ اَنْتُمْ اَجِنَّةٌ فِيْ بُطُوْنِ
اُمَّهٰتِكُمْۗ فَلَا تُزَكُّوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya. dan Dia lebih
mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika
kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci.
Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.
Ingat bahwa ampunan Allah itu sungguh
maha luas. Allah akan mengampuni siapa pun yang pernah berbuat dosa, menerima
taubat mereka, memaafkan dan menutupi kesalahan hambanya. Dengan merutinkan
membaca Istighfar mendatangkan ketenangan batin sebab di sana lah Allah
melimpahkan rahmat-Nya dan memberikan pengampunan yang tidak terbatas pada
manusia yang mau bertaubat. Sungguh tiada dzat yang Maha Pengampun selain
Allah.
Istighfar merupakan bentuk kasih
sayang Allah swt. terhadap hamba-Nya. Dengan memperbanyak istighfar, Allah akan
menghapuskan kesalahan-kesalahan manusia serta mendatangkan rizki dan kemudahan
pada manusia. Dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, ia berkata, Rasulullah saw.
bersabda:
( مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ
فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضَيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ )
“Barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah
menjadikan untuk setiap kesedihannya kelapangan dan untuk setiap kesempitannya
jalan keluar, dan akan diberi-Nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.”
(HR. Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim ).
Manusia sebagai hamba yang sering
melakukan berbagai macam perbuatan dosa setiap harinya, baik disadari maupun
tidak, hendaknya selalu beristighfar untuk meminta ampunan Allah Swt. Dengan istighfar manusia akan dihapus
kesalahannya, diampuni dosanya, dan diberikan kemudahan sebagai pengganti
kesukaran yang dihadapi. Selain itu, istihgfar juga bisa mengangkat azab.
Sebab, dosa yang dilakukan manusia, baik secara individu maupun kolektif bisa
mengundang azab dan murka Allah Ta’ala. Karena itu, salah satu cara mengangkat
azab itu dengan istighfar. Sebagaimana yang termaktub dalam al Quran surah Al
Anfal 33.
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ
وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
“Dan Allah sekali-kali
tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah
Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (istighfar).” (QS.
Al-Anfaal: 33)
Istighfar adalah solusi dari semua
problem dan masalah yang kita hadapi, bahkan salah satu sumber kebahagiaan yang
kita idamkan. Akan tetapi perlu diingat, tidak semua istighfâr bermanfaat bagi
pelakunya. Istighfâr yang bermanfaat yaitu istighfâr, permohonan ampun yang
jujur yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, yang benar-benar menyesali
perbuatan dosanya. Istighfâr dengan lisan, lalu disetujui oleh sanubari, seraya
bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa, serta dibuktikan dengan anggota
badan dengan berhenti dari segala kemaksiatan. Istighfâr model inilah yang
bakal bisa menjadi sebab bebasnya kita dari segala kesedihan dan kesempitan,
bahkan mengundang rizki dari Allah Azza wa Jalla melalui jalur yang tiada kita
sangka-sangka.
Semoga kita dianugerahi Allâh
hidayah, taufiq dan kekuatan untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang pandai
memperbanyak istighfâr dengan penuh kejujuran, sehingga kebahagiaan dan
kenikmatan senantiasa meliputi kita di dunia dan di akherat. Amiin
BERITA TERKAIT
