BeritaBerita Persyarikatan

Tabligh Akbar MDMC Bersama Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Tohari

Pekalonganmu.com – Muhammadiyah Disaster Management Center disingkat MDMC  adalah Organisasi bagian dari Persyarikatan Muhammadiyah yang selalu berusaha untuk menyelamatkan para Korban Bencana, dikarenakan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang berada di Zona Ring of Fire. Kegiatan yag diselenggarakan oleh LPB/MDMC Kota Pekalongan, dengan pemateri bapak Drs. Hajriyanto Y. Thohari, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Kebencanaan, ZIS, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, bertempat di Kompleks Pendidikan SD MUHAMMADIYAH KURIPAN KIDUL KOTA PEKALONGAN dimeriahkan dengan Donor Darah dan Pengobatan Gratis, serta serah terima bantuan Perahu Karet merk Voyager 500 kepada pihak MDMC Kota Pekalongan pada hari Ahad, 21 Mei 2017 yang lalu.
Kegiatan Tabligh Akbar Muhammadiyah Peduli yang diselenggarakan di Halaman SD Muhammadiyah Kuripan Kidul turut menghadirkan Ketua PDM Kota Pekalongan, Bapak Drs. Pasrum Affanddi, Ketua PCM Pekalongan Selatan Bapak Syafruddin Chaniago, dan di dukung oleh LAZISMU Kota Pekalongan, Poliklinik Asy-Syifa, serta seluruh warga Muhammadiyah se-Pekalongan Selatan.
Memasuki abad kedua Muhammadiyah, mantan Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Y. Thohari melontarkan gagasan trisula baru gerakan Muhammadiyah. Trisula baru tersebut meliputi pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana, dan gerakan zakat.   Bersumber pada Republika Online di tahun 2015 yang lalu, Bapak Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari pernah berkata “Muhammadiyah pada abad kedua ini mencanangkan gerakan baru yang disebut trisula baru gerakan Muhammadiyah,” Ia mengungkapkan, abad pertama Muhammadiyah telah berhasil dengan gemilang menampilkan dirinya mengawal pencapaian tujuan nasional. Selama ini Muhammadiyah dikenal lewat tiga trisula, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial. 

Menurut dia, ketiga trisula lama ini harus terus berjalan karena sudah lepas landas. Yang diperlukan tinggal meningkatkan kualitas lembaga-lembaga tersebut menjadi center of excellent. Kini memasuki abad kedua, tambahnya, Muhammadiyah harus keluar dari sekat-sekat nasionalisme lewat tiga trisula baru.
Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari menjelaskan, ketiga trisula baru tersebut meliputi MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center), Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), dan Lazismu. Ketiganya merupakan sebuah gerakan yang tersistem sebagai Muhammadiyah aids, relief, dan disaster management. 
Pada masa awal KH. Ahmad Dahlan mendirikan Penolong Kesengsaraan Umum (PKU) Muhammadiyah, “Mau dibawa kemana Indonesia ini ? Kalian harus menjadi orang-orang Islam yang berkemajuan yang mampu mengetahui Perkembangan Zaman, namun harus berpegang teguh pada Akhlaq yang Islami”
Muhammadiyah sebagai organisasi pergerakan nasional juga memiliki sejarah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sejarah tersebut diukir oleh PKO Muhammadiyah yang bergerak dibidang sosial. 
Menurut Drs. Hajroyanto Y. Thohari, ada bebarapa faktor yang melatarbelakangi sejarah berdirinya PKO Muhammadiyah, antara lain: (1) Latar belakang lahirnya PKO dipicu oleh adanya kesenjangan dalam pelaksanaan politik etis, reaksi terhadap gerakan zending dan misionaris, dan  realisasi ajaran surat AlMa’un, (2) PKO Muhammadiyah berdiri pada tanggal 20 Juni 1920, PKO memiliki landasan dasar yang digunakan sebagai acuan kerja, landasan dasar tersebut bernama Qa’idah Moehammadijah Bahagian Penolong Kesengsaraan Omoem (P.K.O), (3) Perkembangan PKO Muhammadiyah semenjak tahun 1923 sangat pesat, pada tahun 1923 PKO Muhammadiyah resmi mendirikan rumah yatim dan rumah sakit, kemudian pada tahun 1937 PKO Muhammadiyah juga meresmikan rumah yatim, dan perekembangan tersebut juga diikuti oleh seluruh cabang Muhammadiyah di wilayah Hindia Belanda
Sejarah mencatat PKO secara resmi menjadi bagian utuh Muhammadiyah pada tanggal 17 Juni 1920 bersama bagian Muhammadiyah lainnya seperti Taman Pustaka, Sekolahan dan Tabligh. Latar belakang lahirnya PKO dipengaruhi oleh beberapa sebab, pertama kesenjangan dalam penerapan Politik Etis yang hanya memihak kaum bangsawan dan bangsa eropa. Kedua reaksi terhadap adanya gerakan misonaris dan zending yang berupaya menyebarkan agama Kristen maupun Katolik. Ketiga pendirian PKO ialah merupakan upaya merealisasikan gerakan AlMa’un yang di ajarkan oleh Ahmad Dahlan. Pada 17 Juni1920 PKO secara resmi bergabung menjadi anak bagian Muhammadiyah bersama dengan Bagian Tabligh, Bagian Taman Pustaka, dan Bagian Sekolahan. 
PKO yang diwakili H. M Soedja’ mendeklarasikan penggabungan tersebut dengan menyebutkan cita-citanya yang ingin membangun rumah miskin, rumah yatim dan rumah sakit. Perkembangan PKO nampak nyata setelah tahun 1923 berhasil menyusun aturan dasar organisasi dalam Qa’idah Moehammadijah Bahagian Penolong Kesengsaraan Omoem (P.K.O). Seluruh kegiatan maupun urusan kelembagaan diatur secara rapi dalam Qa’idah tersebut.  Berawal dari rumah miskin, PKO meresmikan berdirinya Rumah Miskin PKO pada 13 Januari 1923 atau sebulan sebelum meninggalnya K. H. Ahmad Dahlan. Selanjutnya sebulan setelahnya mulai di bangun Rumah Sakit PKO Muhammadiyah. Rumah sakit kebanggaan masyarakat Muhammadiyah ini lahir pada 15 Februari 1923.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button