SPIRIT TAHAJUD (308) 0711🌻
Masuk Surga Karena Rahmat Allah
Karunia dan anugerah yang diberikan Allah kepada seluruh makhluk-Nya sungguh luar biasa dan sangat tidak terbatas. Pemberian yang meliputi segala apa yang dibutuhkan manusia baik pertolongan, perlindungan maupun pengampunan telah tersedia berupa kasih sayang Allah. Itulah Rahmat Allah. Nah, salah satu cara untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT ialah taat kepada Allah dan Rasululloh SAW. dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam sebuah hadis dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu disebutkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ
“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelematkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim no. 2817).
Sementara dalam beberapa ayat ada diterangkan bahwa amalan ibadah maupun amal saleh bisa menjadi sebab seseorang masuk surga. Seperti ayat berikut,
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Itulah surga yang dikaruniakan untuk kalian, disebabkan amal sholeh kalian dahulu di dunia” (QS. Az-Zukhruf : 72).
وحور عِينٌ * كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ * جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Bidadari-bidadari surga berkulit putih bersih dan bermata indah. Bidadari -bidadari itu putih bersih bagaikan mutiara- mutiara yang bejejer rapi. Semua itu sebagai balasan bagi orang- orang mukmin atas amal sholih yang mereka kerjakan di dunia” (QS. Al-Waaqi’ah: 22-24).
Maksud dari huruf “ba” pada ayat ini adalah ba sababiyah (sebab). Adapun penafian sebab masuk surga karena amal pada hadits, bermakna dalam perkara balasan yang setimpal (‘iwadhiyyah). Maksudnya adalah seorang tidak bisa membayar surga Allah hanya dengan amal perbuatannya. Karena amalannya penuh dengan kekurangan dan cacat, sementara surga Allah terlalu sempurna untuk menjadi balasannya. Maka hanya dengan rahmat Allah saja seseorang bisa masuk dan tinggal di surgaNya. (Semoga kita termasuk penghuni surgaNya).
Syaikh Ibnu ‘Utsamin menjelaskan,
فكيف يُجمَع بين الآية وبين هذا الحديث ؟ والجواب عن ذلك: أن يقال: يُجمع بينهما بأن المنفيَّ دخول الإنسان الجنة بالعمل في المقابلة، أما المثْبتُ: فهو أن العمل سبب وليس عوضا.
“Bagaimana menggabungkan antara ayat dan hadis ini (yakni hadis Jabir di atas, pent)? Jawabannya, kedua dalil di atas bisa dikompromikan, di mana peniadaan masuknya manusia ke dalam surga karena amalnya dalam arti balasan, sedangkan isyarat bahwa amal sebagai kunci masuk surga dalam arti bahwa amal itu adalah sebab, bukan pengganti”. (Syarah Riyadhus Sholihin, 1/575).
Ini isyarat bahwa tidak benar bila kemudian seorang hamba yang hanya berpangku tangan merasa cukup bergantung dengan rahmat Allah, lalu meninggalkan amal sholih karena menganggapnya tidak penting. Allah telah menetapkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dengan sebab dan akibat. Dalam hal ini, Allah ‘azza wa jalla menjadikan sebab mendapatkan rahmat-Nya; yang menjadi sebab meraih surga, dengan amal shalih.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Baqarah: 218).
Dikisahkan ketika salah seorang abid (ahli ibadah) meninggal dunia, kemudian ruhnya dipanggil oleh Allah swt, lalu dikatakan padanya, : “Masuklah kamu ke dalam surgaKu dengan rahmatKu”. Sang Abid pun menjawab dengan mengatakan itu ia karena telah beribadah sepanjang hayatnya, merasa amalnya sangat banyak, lalu berkata kepada Allah, “Ya Allah (aku masuk surga) dengan amal-amalku”.
Allah swt berkata, “Dengan rahmatKu”. Dijawab lagi oleh sang Abid, “Dengan amalku Ya Allah”. Lalu Allah swt berkata, “Baik, sekarang mari kita timbang, antara amal-amalmu dengan rahmatKu”. Maka dihitunglah seluruh amal sang Abid, lalu diletakkan di satu bagian dari timbangan. Dan memang amal Abid ini sangatlah banyak, maklum, hampir sepanjang hidup kerjanya hanyalah beribadah. Kemudian Allah swt memerintahkan untuk menghitung rahmat dan nikmat mata yang telah dirasakan oleh sang Abid seumur hidupnya di dunia, lalu diletakkan di bagian timbangan satu lagi.
Ketika dihitung, ternyata dengan menghitung rahmat mata saja, maka jumlah nikmat Allah swt sudah mengalahkan besarnya seluruh amal sang Abid selama hidupnya. Belum lagi dihitung berapa nikmat hidung, nikmat lidah, nikmat sehat, nikmat makan minum, nikmat tidur dan sebagainya. Akhirnya sang Abid menyadarinya, “Benar Ya Allah, aku masuk surga dengan rahmatMu”.
Sungguh benar ucapan Nabi saw, bahwa seseorang masuk surga, tidak disebabkan hanya oleh amal-amalnya saja. Sebab itu tidak cukup, amal harus ditambah dengan syarat-syarat lain. Beliau saw memberi wasiat kepada kita, agar selamat masuk surga dengan qaaribuu, taqarrub-lah kalian, dekatkan diri kamu kepada Allah. Di samping saddiduu, berlaku lempang/lurus dalam kehidupan. Jangan kerjakan hal yang bengkok-bengkok yang dilarang oleh Allah swt dan Rasul-Nya.
Andai semua pepohonan di belantara hutan dijadikan pena,
Andai semua air yang ada di lautan dijadikan tinta,
Tak akan mampu untuk menuliskan betapa banyaknya
Kalimat kasih sayang Allah swt.
