Wiraswasta, Dakwah, dan Inovasi: Kunci Kejayaan Muhammadiyah dari Pekajangan untuk Dunia

PEKALONGANMU.COM , YOGYAKARTA — Dalam upaya memperkuat kaderisasi dan membangun semangat wirausaha bagi Generasi Z, MPK SDI Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pekajangan menyelenggarakan kegiatan Baitul Arqom pada Sabtu, 12 Juli 2025, di Ballroom lantai 3 SM Tower Hotel, Yogyakarta. Acara ini diikuti oleh 100 kader dari unsur IPM, IMM, Pemuda Muhammadiyah, dan Nasyiatul ‘Aisyiyah se-Cabang Pekajangan, dengan menghadirkan dua pembicara nasional: Dr. Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fil.I., M.P.A., dan Deni Asy’ari, M.A.
Ketua MPKSDI Cabang Pekajangan, Muhammad Khairudin, S.Pd., menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi pijakan awal perubahan signifikan bagi wajah persyarikatan. “Kami berharap semangat ini tak berhenti di Yogyakarta, tetapi bisa dibawa ke kota-kota besar lainnya,” ujarnya. “Semoga semua peserta merasa gembira dan menemukan manfaat dalam silaturahmi ini. Pekajangan harus menjadi tempat lahirnya kader terbaik, bukan hanya di Pekalongan, tetapi juga di seluruh dunia.”
Sapaan hangat juga datang dari H. Abdul Shomad, S.E., selaku Ketua PCM Pekajangan, yang membuka acara secara resmi. Ia menekankan pentingnya regenerasi kepemimpinan dan menjaga warisan amal usaha yang telah dibangun oleh para pendahulu Muhammadiyah Pekajangan. “Kita memiliki aset luar biasa, dari PAUD hingga perguruan tinggi, dua rumah sakit, pondok pesantren, 12 satuan pendidikan, hingga sport center. Semua itu warisan besar, dan menjaga lebih sulit daripada membangun,” tegasnya.
Dalam sesi motivasi, narasumber menggarisbawahi pentingnya mentalitas wirausaha sebagai penopang kemajuan Muhammadiyah. “Mahasiswa tidak perlu menunggu lulus untuk bekerja. Peluang terbuka lebar, dari Youtuber, Influencer, hingga entrepreneur digital,” ujar Mas Din, sapaan akrab Ketua Cabang. “Namun jangan lupakan iman dan takwa. Kader-kader yang sudah sukses secara finansial itulah yang nanti akan menopang gerakan dakwah kita.”
Ia juga berpesan agar kader tidak mudah tersinggung dalam berorganisasi. “Dadi kader ki ojo mutungan. Terima kritik sebagai bahan membangun untuk masa depan Muhammadiyah,” tutupnya penuh semangat.
Dalam sesi berikutnya, Dr. Bachtiar Dwi Kurniawan menegaskan bahwa kader yang saleh bukan diukur dari retorika, tetapi dari kontribusi nyata dalam menguatkan amal usaha. “Muhammadiyah adalah gerakan dinamis yang digerakkan oleh sumber daya untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Tajdid, ijtihad, dan keikhlasan adalah nafas gerakan kita,” jelasnya.
Deni Asy’ari memperkuat pentingnya kemandirian ekonomi dalam sejarah dan masa depan Muhammadiyah. “KH Ahmad Dahlan adalah saudagar. Hampir 71% pengurus Muhammadiyah di awal berdiri adalah pengusaha,” ungkapnya. “Kultur saudagar inilah yang menjadikan Muhammadiyah tumbuh pesat, terutama di wilayah seperti Pekajangan, Kotagede, dan Kauman.”
Menurut Deni, kemandirian bukan hanya soal finansial, tetapi juga soal mindset. “Entrepreneur mentality adalah kunci. Mentalitas inilah yang melahirkan ide besar dan menjadikan setiap kader mampu bertransformasi di era disrupsi,” paparnya.
Acara ditutup dengan seruan agar seluruh kader Muhammadiyah berani berinovasi, tidak puas pada rutinitas, dan siap menjawab tantangan zaman. “Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berkemajuan harus hadir sebagai solusi. Kita harus menjadi pelopor dalam budaya inovasi, mencetak generasi mandiri, serta membangun ekosistem yang tangguh di tengah arus global,” pungkas Dr. Bachtiar.
Kontributor : Shofani PCM Pekajangan