Artikel

Berlaku Sabar Menjalani Hidup

SPIRIT TAHAJUD (265) 2409 oleh H. Amat Sulaiman

🌻 *SPIRIT TAHAJUD (265) 2409* 🌻

 

*Berlaku Sabar Menjalani Hidup*

 

👉 Di antara sifat yang paling mulia dan utama bagi seorang mukmin setelah syukur adalah sabar. Keutamaan sifat ini banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, hadits, dan penjelasan para ulama. Menurut Al-Ghazali, setidaknya ada sekitar tujuh puluh lebih keterangan Al-Qur’an terkait sifat keutamaan sabar, anjuran sabar, dan ganjaran yang akan diperoleh orang yang senantiasa menjaga kesabaran.🌿

 

Saking mulianya tabiat ini, tak heran bila kesabaran selalu diidentikkan dengan keimanan. Seperti yang dikatakan Sahabat Ali bin Abi Thalib RA, “Ketahuilah bahwa kaitan antara kesabaran dan keimanan adalah ibarat kepala dan tubuh. Jika kepala manusia sudah tidak ada, secara langsung tubuhnya juga tidak akan berfungsi. Demikian pula dengan kesabaran. Apabila kesabaran sudah hilang, keimanan pun akan hilang.”

 

👉 Secara bahasa sabar berarti al-habsu ( menahan ) dan al-man’u ( mencegah ), yaitu lawan kata dari al-jaz’u ( keluh kesah ). Dikatakan: shabara shabran ( maksudnya : tegar dan tidak berkeluh kesah. Shabara berarti: menunggu, shabara nafsahu berarti: menahan diri dan mengekangnya, shabartu shabran : aku menahan diriku dari berkeluh kesah.

 

Ada pula yang mendifinisikan sabar adalah menyatukan antara pikiran dan badan kita di dalam tempat yang sama. Misalnya; Sehabis lelah bekerja dalam perjalanan pulang kita terjebak macet, orang yang sabar berarti pikiran dan badannya tetap berada ditempat dimana ia terjebak macet. Kalau pikirannya melayang dan berpikir “wah kalau saja tadi tidak lewat jalan ini saya tidak akan kena macet”, maka ini namanya mengeluh bukan sabar lagi.

 

Orang yang sabar merupakan orang yang bertumpu pada proses dan menikmati semua proses tersebut, sehingga sabar juga merupakan ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan emosional. Orang yang sabar itu mampu mengendalikan dirinya dan menahan respons yang bersifat jangka pendek untuk mendapatkan kenikmatan jangka panjang. Sedangkan keluhan merupakan kesulitan di dalam menerima sesuatu yang terjadi, penolakan terhadap sesuatu yang ada pada diri kita. Ketika ada kemacetan seperti pada contoh diatas, kita merasa badan dan pikiran tidak berada dalam satu tempat sehingga timbul rasa mengeluh, akhirnya kita pun tidak menikmati “proses” tersebut.

Baca Juga  Petunjuk Rasul Hadapi Ujian Hidup

 

Definisi selanjutnya, Sabar adalah menahan diri dari sesuatu yang tidak disenangi tepat ketika sesuatu itu terjadi pertama kali. Misalnya ; Saat kita kejedot pintu, secara refleks kita mengucapkan “Innalillah” atau diam saja. Namun kalau pertama kali itu terjadi dan kita mengumpat, atau ngedumel maka ini bukan sabar namanya, meski setelah dipikir-pikir akhirnya dapat menerima, tetap saja bukan sabar namanya melainkan ridho/rela. Harus diingat Sabar itu penerimaan kita saat pertama kali musibah itu datang. Jadi, jelaslah bahwa makna sabar adalah mencegah dan menahan diri dari berkeluh kesah saat pertama kali hal yang tidak kita senangi datang, menahan lisan dari mengeluh, dan anggota badan dari mengamuk, seperti menampar pipi, merobek saku baju , membanting pintu dan semisalnya.

 

Hakikat sabar adalah akhlak utama yang merupakan bagian dari akhlak jiwa yang mampu menahan pemiliknya dari perbuatan yang tidak baik dan tidak senonoh. Sabar merupakan kekuatan jiwa yang dengannya jiwa menjadi baik dan tingkah laku menjadi lurus. Dan kekuatan ini menjadikan manusia mampu menahan jiwanya untuk memikul berbagai bentuk kelelahan, kesulitan dan penderitaan.

 

✍️ Di dalam Taisir Lathifil Mannaan Syaikh As Sa’di rahimahullah menyebutkan sebab-sebab untuk menggapai berbagai cita-cita yang tinggi. Beliau menyebutkan bahwa sebab terbesar untuk bisa meraih itu semua adalah iman dan amal shalih. Di samping itu, ada sebab-sebab lain yang merupakan bagian dari kedua perkara ini. Di antaranya adalah kesabaran. Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala,

Baca Juga  Pahami ! Politik Uang Bukan Rezeki Tapi Dosa

 

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

 

Artinya: “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al Baqarah [2]: 45).

 

Yaitu mintalah pertolongan kepada Allah dengan bekal sabar dan shalat dalam menangani semua urusan kalian. Begitu pula sabar menjadi sebab hamba bisa meraih kenikmatan abadi yaitu surga. Allah ta’ala berfirman kepada penduduk surga, Allah juga berfirman,

 

اُوْلٰٓٮِٕكَ يُجۡزَوۡنَ الۡغُرۡفَةَ بِمَا صَبَرُوۡا وَيُلَقَّوۡنَ فِيۡهَا تَحِيَّةً وَّسَلٰمًا

 

Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam. (QS. Al Furqaan [25] : 75).🙏

 

Selain itu Allah pun menjadikan sabar dan yakin sebagai sebab untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal agama. Ingatlah bagaimana kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu yang tetap berpegang teguh dengan Islam meskipun harus merasakan siksaan ditindih batu besar oleh majikannya di atas padang pasir yang panas. 😭

 

👉 Ketahuilah sesungguhnya cobaan yang menimpa kita pada hari ini, baik yang berupa kehilangan harta, kehilangan jiwa dari saudara yang tercinta, kehilangan tempat tinggal atau kekurangan bahan makanan, itu semua jauh lebih ringan daripada cobaan yang dialami oleh sahabat Nabi saw. dan para ulama pembela dakwah tauhid di masa silam. Mereka disakiti, diperangi, didustakan, dituduh yang bukan-bukan, bahkan ada juga yang dikucilkan. Ada yang tertimpa kemiskinan harta, bahkan ada juga yang sampai meninggal di dalam penjara, namun sama sekali itu semua tidaklah menggoyahkan pilar keimanan mereka. Ingatlah firman Allah swt

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

 

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. (QS. Ali ‘Imran [3] : 102).🙏

Baca Juga  Golongan Orang yang dilaknat Allah

 

✍️ Dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin, Al-Ghazali menjelaskan bahwa kesabaran memiliki berbagai macam hukum. Tidak semua bentuk kesabaran yang dianggap baik dan mulia. Ada beberapa bentuk kesabaran yang malah dinilai tidak baik dan kurang tepat. Kesabaran pun sebenarnya harus tahu tempatnya supaya tidak terjebak pada kesabaran yang diharamkan. Al-Ghazali mengatakan sebagai berikut.

 

واعلم أن الصبر أيضاً ينقسم باعتبار حكمه إلى فرض ونفل ومكروه ومحرم فالصبر عن المحظورات فرض وعلى المكاره نفل والصبر على الأذى المحظور محظور كمن تقطع يده أو يد ولده وهو يصبر عليه ساكتا وكمن يقصد حريمه بشهوة محظورة فتهيج غيرته فيصبر عن اظهاره الغيرة ويسكت على ما يجري على أهله فهذا الصبر محرم

 

“ Sabar dapat dibagi menjadi beberapa kategori sesuai dengan hukumnya: sabar wajib, sunah, makruh, dan haram. Sabar dalam menahan diri dari segala sesuatu yang dilarang syariat adalah wajib. Sementara menahan diri dari yang makruh merupakan sabar sunah. Sedangkan menahan diri dari sesuatu yang dapat membahayakan merupakan terlarang (haram) seperti menahan diri ketika disakiti. Misalnya orang yang dipotong tangannya, atau tangan anaknya sementara ia hanya berdiam saja. contoh lainnya, sabar ketika melihat istrinya diganggu orang lain sehingga membangkitkan cemburunya tetapi ia memilih tidak menampakkan rasa cemburunya. Begitu juga orang yang diam saat orang lain mengganggu keluarganya. Semua itu sabar yang diharamkan.”

 

✍️ Keterangan ini menunjukkan bahwa dalam sabar ada tempatnya sendiri. Justru ketika ia bersabar malah terjebak dalam kesalahan dan keharaman. Seperti yang dicontohkan di atas, ketika melihat orang yang tertimpa musibah, maka sebaiknya kita langsung menolong orang tersebut, apalagi bila korbannya berada dalam kondisi darurat. Begitu pula ketika seorang istri yang diganggu orang lain. Sabar dalam kondisi ini termasuk sabar yang diharamkan berdasarkan penjelasan Al-Ghazali. Wallahu a’lam bis showab 🙏

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button