Koperasi Batik Pekajangan Masuk Memori Kolektif Bangsa: Jejak Sejarah yang Diakui Nasional

PEKALONGANMU.COM , Pekalongan, 21 Oktober 2025 — Gedung Depo Arsip Kabupaten Pekalongan menjadi saksi terselenggaranya Focus Group Discussion (FGD) bertema pelestarian sejarah lokal melalui arsip, yang digelar pada Selasa (21/10). Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh penting yang membahas kiprah Koperasi Batik Pekajangan sebagai bagian dari identitas budaya dan ekonomi masyarakat Kota Santri.
Diskusi dibuka oleh Asfin, Sekretaris Koperasi Batik Pekajangan. Ia menekankan eratnya hubungan antara koperasi dan Muhammadiyah dalam membangun kejayaan industri batik di Kelurahan Pekajangan.
“Koperasi Batik Pekajangan bukan sekadar lembaga ekonomi, tetapi bagian dari perjuangan sosial masyarakat. Muhammadiyah dan koperasi ini tumbuh bersama dalam membangun Pekajangan sebagai sentra batik yang disegani,” ujar Asfin.
Sugino, Plt. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Kabupaten Pekalongan, menjadi pemateri pertama. Ia menyampaikan kabar membanggakan: arsip Koperasi Batik Pekajangan resmi ditetapkan sebagai bagian dari Memori Kolektif Bangsa (MKB) oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala ANRI, Mego Pinandito, kepada Sugino dalam sebuah seremoni yang berlangsung khidmat.
“Kami bersyukur, arsip Koperasi Batik Pekajangan dinilai layak dan memenuhi kriteria sebagai Memori Kolektif Bangsa. Ini adalah hasil kerja keras sejak 2023,” ungkap Sugino.
Ia menjelaskan bahwa program MKB bertujuan menggali arsip-arsip yang memiliki nilai signifikansi nasional. Proses penetapan melibatkan tahapan ketat, mulai dari pengajuan, verifikasi dewan pakar, hingga peninjauan lapangan.
Pemateri ketiga, H. Abdul Baqi, SH., Sp.N., pelaku sejarah koperasi asal Pekajangan, mengisahkan latar belakang berdirinya koperasi tersebut. Menurutnya, koperasi lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap monopoli ekonomi oleh pengusaha besar.
“Saat itu, masyarakat menghadapi dominasi pengusaha Tionghoa. Maka, warga Pekajangan berinisiatif membentuk koperasi demi mempertahankan ekonomi lokal,” jelas Abdul Baqi.
Ia menambahkan, koperasi ini tidak hanya bertahan, tetapi berkembang menjadi simbol kemandirian dan solidaritas sosial masyarakat Pekajangan.
Imam Gunarto, pakar arsip nasional yang hadir sebagai pemateri kedua, menyoroti kekayaan arsip di Kabupaten Pekalongan. Menurutnya, potensi arsip lokal sangat besar, mulai dari sejarah nama Pekalongan, batik, peristiwa 3 Oktober 1945, hingga tradisi dan seni seperti nyadran, kupatan, dan sintren.
“Arsip bukan sekadar dokumen, tapi jejak identitas dan peradaban. Pekalongan punya warisan luar biasa yang harus terus digali dan dilestarikan,” tegas Imam.